Dinas Kehutanan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat bekerja sama dengan World Wildlife Fund (WWF) kini terus berusaha melakukan upaya penyelamatan dan pelestarian unggas, khususnya burung enggang yang kini hampir terancam punah. Seperti diketahui, perburuan burung enggang seolah tidak ada hentinya. Yang lebih membuat kita miris, burung ini ditangkap, dibantai, diambil paruhnya saja, dan bangkainya ditinggal begitu saja.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Si cantik enggang kini terancam punah akibat maraknya perburuan liar.

—-

Para pencuri plasma nutfah asli Indonesia yang dibekingi cukong tak bermoral ini mengambil paruhnya untuk diekspor ke mancanegara. Sebagian dijadikan bahan baku pembuatan obat-obatan tertentu sebagaimana cula dari seekor badak yang dibantai hanya untuk diambil culanya saja. Sebagian lagi dijadikan kerajinan ukir yang berharga mahal.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Project Leader WWF Kutai Barat, Arif Data Kusuma, melalui Development Coordinator Eri Panca Setyawan, mengatakan ada beberapa upaya penyelamatan yang telah dilakukan sejak tahun 2012, di mana Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dan WWF membagikan dan menyebarkan sekitar 10.000 leaflet dan kalender tentang burung enggang keapda masyarakat, perusahaan, dan lainnya.

“Kami juga telah melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan atau habitat burung enggang ini,” ujarnya, seperti dikutip kaltimpost.co.id.

Kepala Dinas Kehutanan Kutai Barat Yustinus AS, melalui Kabid Konservasi Sumber Daya Hutan Yoseph Sudarsono mengatakan, upaya ke depan adalah menjadikan hutan yang dihuni enggang sebagai konservasi kawasan hutan yang dilindungi. Dengan demikian, burung bisa lebih leluasa hidup dan berkembang biak, tanpa gangguan dari masyarakat pemburu.

Pemkab juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar kawasan habitat burung enggang. Bahkan, mereka berencana membuat penangkaran di dekat habitat tersebut, dan turun ke lapangan untuk mendata jenis-jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan di wilayah Kutai Barat yang terancam punah.

Makin menurunnya populasi enggang jelas diakibatkan maraknya perburuan liar. Sebab, hampir setiap bulan BKSDA Provinsi selalu menangkap sindikat maling ini ketika di bandara. “Perburuan burung enggang dilarang, karena melanggar UU Nomor 5 Tahun 1990, Pasal 21 (2). Ada sanksi pidana penjara paling lama lima tahun dan denda maksimal seratus juta,” tegasnya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Berdasarkan data MacKinnon J (2010), ada 1o jenis burung enggang  di Sumatera dan Kalimantan, tiga jenis di Jawa dan Bali , dan yang lainnya dijumpai di Sulawesi dan Papua. Berikut ini beberapa spesis / jenis enggang di Indonesia :

  • Enggang klihingan (Anorrhinus galeritus) : Sumatera dan Kalimantan.
  • Enggang jambul (Aceros comatus) : Sumatera dan Kalimantan.
  • Julang jambul hitam (Aceros corrugatus) : Sumatera dan Kalimantan
  • Julang emas (Aceros undulatus) : Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
  • Julang dompet (Aceros subruficollis) : Sumatera dan Kalimantan.
  • Kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus) : Sumatera dan Kalimantan.
  • Kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) : Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
  • Rangkong badak (Buceros rhinoceros) : Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
  • Rangkong papan (Buceros bicornis) : Sumatera.
  • Rangkong gading (Buceros vigil) : Sumatera dan Kalimantan.

Bagaimana karakter dan perilaku burung enggang ini, Om Kicau pernah menulisnya di sini. Bahkan Om Kicau juga pernah membuat cerita bersambung (7 seri) tentang burung enggang, khususnya enggang gading, berikut ini:

Semoga kita makin peduli terhadap kelestarian burung-burung yang ada di Indonesia, termasuk jenis burung enggang ini.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.