Bagi kenarimania yang jarang ikut lomba, karena kurang pede lantaran momongannya jarang bunyi di rumah, cobalah sesekali menurunkannya dalam latber. Saprol, kenari jawara orbitan Starnova dari AB-K Jogja, sampai sekarang pun masih “semau gue” kalau di rumah. Ditrek dengan kenari lain, atau dipancing dengan kenari betina, juga belum tentu mau bunyi.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Tapi begitu tampil di lapangan, kenari Saprol langsung garang. Double winner dalam WMP Cup di Klaten (8/12) dan runner-up dalam Gebyar Livan Regency di Jepara, Minggu (19/1) lalu, adalah bukti keunikan Saprol, yang mungkin juga bisa terjadi pada kenari Anda.

Kenari Saprol milik Starnova dari AB-K Jogja.

Starnova sebenarnya terdiri atas dua sosok kicaumania, yaitu Om Sutar dan Om Nova. Keduanya kini bergabung dalam AB-K Jogja, sebuah komunitas penggemar kenari yang makin eksis karena acapkali menjuara lomba di berbagai daerah.

Saprol, besutan Starnova, memang termasuk kenari unik. Sebab, ketika di rumah, hanya bunyi sesuai dengan kemauannya sendiri. Kalau pas nggak mau bunyi, dipancing dengan kenari betina atau ditrek dengan kenari lainnya tetap “membisu”.

Tetapi ketika sendirian dan ingin bunyi, Saprol akan menyanyikan lagu-lagu standarya, dengan durasi yang sangat panjang. Sayangnya karena perilaku ini, Starnova belum bisa mengirim videonya, karena burung belum tentu mau bunyi.

“Tetapi kalau sudah di lapangan, jangan ditanya, burung rajin berkicau dengan durasi panjang,” kata Om Nova yang diamini Om Sutar.

Duet ini sempat penasaran, seperti apa kenari Saprol kalau diturunkan bersama puluhan kenari lain, setidaknya di arena latber. Maka, uji coba pun dilakukan dalam even latber yang digelar Bolo Ocean Demangan (Bodem), Kampung Demangan (sebelah barat kampus UIN Sunan Kalijaga) Jogja, setiap Minggu.

Sutar dan Nova, kompak membesut kenari Saprol.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Dalam even yang berlangsung tanggal 24 November 2013, Saprol berhasil menjadi juara 1 dan juara 3. Dari situlah terungkap keunikan Saprol. Artinya, kenari yang diam di rumah belum tentu tak gacor ketika diturunkan di lapangan.

Dua pekan setelah itu, Saprol dijajal pada even lebih besar lagi. Kali ini bukan sekadar latber, namun lomba regional bertajuk WMP Cup di Klaten, 8 Desember 2013. Hasilnya lebih mencengangkan lagi, karena Saprol sukses meraih double winner.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Padahal lawan-lawan yang dikalahkan adalah gaco yang lebih mapan, seperti Raja Melodi dan Liontin milik Solusindo (Klaten), Marijuana (Benz Wira – Godong Ijo SF Purworejo), Salwa (Taufiq Mayong – Jepara), Lexus (H Tara – Samarinda), Zombie (Supri – Klaten), dan sebagainya.

Trofi kemenangan kenari Saprol dalam even WMP Cup.

Minggu (19/1) lalu, Starnova membawa Saprol ke Jepara, mengikuti kontes Gebyar Livan Refency. Meski hanya menjadi runner-up, Starnova sudah cukup puas. “Suasana lomba kurang mendukung, karena hujan turun sepanjang lomba,” ujar Om Nova.

Perawatan kenari Saprol

Perawatan Saprol, kenari yorkshire (YS) lokal, sebenarnya relatif sederhana. Berikut ini ringkasannya:

  • Hari Senin – Kamis, burung dimasukkan ke kandang umbaran dengan panjang 120 cm.
  • Untuk pakan harian, selain biji-bijian, juga diberi extra fooding (EF) berupa telur puyuh rebus dan sawi. EF ini diberikan secara bergantian / selang-seling.
  • Rawatan lomba baru dimulai Jumat (H-2), di mana kenari dipindahkan ke sangkar harian dan full kerodong. Hal ini untuk menyimpan energi, sehingga power dan stamina burung tetap terjaga saat lomba.
  • Rawatan hari Sabtu sama seperti Jumat.
  • Hari Minggu, sebelum digantang, Saprol diberi 10 butir kroto.
  • Burung digantang, dan langsung bekerja hingga akhir lomba.
Saprol: Senin – Kamis masuk kandang umbaran.

Itulah sedikit cerita mengenai kenari Saprol milik Starnova, semoga bisa menyemangati kenarimania yang kebetulan punya momongan dengan perilaku yang hampir sama.

Menanggapi prestasi kenari Saprol, Om Ipung Bangun Christiadi (pengelola Latber / Latpres Bodem) merasa ikut senang. “Sebenarnya bukan karena faktor Bodem, melainkan kualitas burung itu sendiri memang bagus. Tugas kami hanya menggelar latihan dan lomba, serta memberi penilaian seobjektif mungkin,” tuturnya.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.