B. MENGELOLA ULAT HONGKONG
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sekarang bagaimana mengelola ulat hongkong sebagai pakan hidup bagi burung kicauan di rumah. Meski dalam panduan ini hanya disebutkan ulat hongkong, tetapi panduan ini juga bisa diterapkan pada ulat kandang.
Kedua jenis ulat tersebut memang berbeda ukuran. Tetapi soal perawatannya tidak jauh berbeda.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Selama ini, ulat hongkong sering disimpan dalam wadah tertutup rapat setelah kita memberinya makanan berupa voer. Menyimpan ulat dalam wadah tertutup dengan hanya memberi voer saja bisa membuat ulat menjadi kering. Selain itu akan muncul aroma tidak sedap dari ulat tersebut .
Agar ulat lebih tahan lama, sebaiknya simpan dalam wadah dari plastik, dilengkapi dengan penutup yang diberi beberapa lubang untuk aliran udara.
Hindari memberi pakan berupa voer. Mengapa? Sebab itulah alasan mengapa ulat hongkong (UH) sering dianggap bersifat “panas” untuk burung.
Kalau pun Anda tetap ingin memberikan voer sebagai makanan UH, sebaiknya pilih voer halus yang biasa dikonsumsi burung-burung berukuran kecil, dan dalam jumlah seperlunya saja. Pakan yang lebih dominan dianjurkan buah-buahan, seperti apel, untuk mengurangi sifat panasnya.
Seperti halnya jangkrik, UH juga bisa diberikan pakan berupa bahan herbal / rempah. Bahan yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penggunaannya untuk burung.
Namun, pemberian makanan UH dari bahan rempah seperti jahe dan kunyit perlu percobaan terlebih dulu. Artinya, Om Kicau belum berani merekomendasikannya. Sebab, dari beberapa kasus, sering dijumpai ulat hongkong yang mati setelah memakan daun sirih, jahe, atau kunyit. Tetapi kalau ingin melakukan uji coba, ya monggo saja.
Pakan yang bagus untuk UH, sekaligus bagus dan aman pula untuk burung, adalah sayuran. Misalnya jika Anda ingin membuat birahi burung lebih meningkat, ulat hongkong bisa diberi daun kangkung atau tauge. Pakan diberikan kepada UH beberapa jam sebelum diberikan mereka dijadikan santapan bagi burung.
Sebagai contoh, ulat hongkong diberikan daun kangkung, tauge, apel, atau jagung pada pagi hari. Apabila dalam waktu 1-2 jam mulai habis, ulat-ulat tersebut bisa diberikan kepada burung.
Anda juga bisa berkreasi dengan memberikan buah dan sayuran lainnya, kemudian dipantau sejauh mana perkembangan burung setelah mengkonsumsi ulat hongkong yang diberi pakan tersebut.
UH juga bisa dimanfaatkan sebagai media pembawa obat, vitamin, kalsium, dan suplemen lainnya. Caranya mudah: masukkan beberapa ekor UH ke dalam cepuk makan berukuran kecil. Teteskan obat / suplemen / vitamin (sesuai dosis) di atas tubuh UH. Aduk-aduk hingga merata, kemudian berikan kepada burung.
Hal yang sama juga bisa diterapkan pada ulat german atau ulat kandang. Dengan begitu, Anda tak perlu khawatir kalau misalnya terlalu berlebihan memberikan UH lantaran sifat panas yang dimilikinya.
Seperti juga jangkrik, kita harus menjaga ketersediaan pakan bagi ulat-ulat tersebut. Sebab kekurangan bahan makanan bisa membuat ulat akan memakan kotorannya, yang menyebabkan tubuhnya berbau tak sedap, atau bahkan mati.
Jangkrik | Kroto | Cacing Tanah | Halaman Awal