Ketua Murai Batu Indonesia (MBI) Wilayah Jawa Tengah, David Susilo, juga dikenal sebagai penangkar burung murai batu kualitas lomba. Usaha ini digelutinya sejak 2005, dengan nama David Bird Farm (BF). Belum lama ini, Om Kicau mampir ke penangkarannya, yang berada di lantai dua rumahnya, Perumahan Jarum Singo Candi Kudus.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Om David Susilo, pemilik penangkaran murai batu DVD Bird Farm Kudus.

Salah satu hal menarik dari kunjungan ini adalah semua kandang ternak murai batu yang digunakannya berukuran minimalis, yaitu panjang 150 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 70 cm. Umumnya, kandang breding murai batu berukuran panjang 150 cm, lebar 90 cm, dan tinggi 250 cm (bisa lebih atau kurang sedikit).

Saat ini ada 19 pasangan induk murai batu yang semuanya sudah produksi. Maklum saja, Om David DVD BF sudah cukup lama beternak murai batu, tepatnya sejak tahun 2005.

Sebagian besar produknya sering moncer di lapangan, karena Om David memang hanya mencetak murai batu kualitas lomba.

“Saya menggunakan kandang minimalis, karena rumah di kompleks perumahan ini rata-rata berdiri pada lahan seluas 80 meter persegi. Saya lalu membangun lantai dua, untuk beternak murai batu,” tutur Om David.

Kandang minimalis ternak murai batu, ukuran 150 x 70 cm2 dan tinggi 70 cm.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Apa yang dilakukan Om David DVD BF ini sekadar untuk menunjukkan, bahwa lahan minim sebenarnya bukan kendala besar untuk mewujudkan keinginan menjadi penangkar burung.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Justru yang perlu diasah adalah semangat beternak yang menuntut kesabaran, ketelatenan, serta rajin mencari ilmu breeding, baik dari rekan sesama penangkar, buku, maupun sumber ilmu di internet yang tak terbatas.

Om David semula dikenal sebagai pemain lomba burung sekitar tahun 2000 – 2004. Setelah itu dia mulai fokus beternak. Awalnya bukan murai batu, melainkan anis kembang. Itu terjadi tahun 2004.

“Banyak kendala yang membuat saya hanya bertahan satu tahun saja. Sejak tahun 2005, saya ganti jenis burung, yaitu murai batu, dan bertahan hingga sekarang,” jelasnya.

Selain petak-petak kandang yang berukuran 150 x 70 x 70 cm3, Om David juga memanfaatkan kandang umbaran (polier) berikuran 200 cm x 40 cm dan tinggi 50 cm untuk dijadikan petak kandang tambahan.

Kandang umbaran pun disulap jadi kandang ternak murai batu.

“Burung murai sebenarnya tidak membutuhkan kandang yang luas sekali, maupun tinggi sekali. Namun yang penting, burung punya ruang gerak yang cukup dan pas untuk beraktivitas, termasuk menjalankan tugas reproduksinya,” jelas Om David. (v1rgoboy)

Banyak ilmu dan pengalaman beternak murai baru yang akan dibagikan Om David kepada para pembaca omkicau.com, antara lain (klik tautan di bawah ini):

 Kembali ke Halaman Awal

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

Page: 1 2 3 4