Indonesia memiliki 31 spesies burung finch aneka warna, meski tidak semuanya bisa ditemukan dengan mudah akibat maraknya perburuan liar, kerusakan habitat, dan alihfungsi lahan. Bahkan sebagian jenis burung finch ini dianggap sebagai hama lantaran sering merusak lahan pertanian. Dari sekian banyak jenis finch tersebut, hanya beberapa saja yang banyak dicari para penghobi burung untuk dipelihara. Salah satunya adalah burung dari kelompok bondol hijau / parrot finch yang menarik untuk ditangkar.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bondol hijau termasuk dalam genus Erythrura. Dari genus ini terdapat sedikitnya 13 spesies, termasuk gouldian finch (Erythrura gouldiae). Lima spesies di antaranya memiliki wilayah persebaran di Indonesia, yaitu:
- Bondol hijau dada-merah / tawny-breasted Parrot-finch (Erythrura hyperythra)
- Bondol hijau binglis / pin-tailed parrot-finch (Erythrura prasina)
- Bondol hijau triwarna / tricoloured parrot-finch (Erythrura tricolor)
- Bondol hijau muka-biru / blue-faced parrot-finch (Erythrura trichroa)
- Bondol hijau papua / papuan parrot-finch (Erythrura papuana)
Tangkar sebelum benar-benar menghilang
Burung finch dikenal ramah, mudah beradaptasi, dan cepat berkembangbiak. Bahkan perawatannya pun tidak ribet sebagaimana jenis burung kicauan lainnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Habitatnya yang beragam membuat burung bondol hijau cukup kuat bertahan dalam segala kondisi alam. Satu-satunya hal yang dapat memicu kepunahannya hanyalah tingkah laku manusia di sekitarnya, yang melakukan perburuan liar, melakukan aktivitas yang menyebabkan kerusakan habitat, dan alihfungsi lahan.
Berikut informasi mengenai lima spesies burung bondol hijau yang memiliki wilayah persebaran di Indonesia, kita mulai dari burung bondol-hijau dada-merah:
1. Bondol hijau dada-merah (Erythrura hyperythra)
Bondol hijau dada merah / tawny-breasted parrot-finch (Erythrura hyperythra) berukuran kecil, yaitu sekitar 10 cm. Seluruh tubuhnya didominasi warna hijau, dengan bulu-bulu terbang berwarna cokelat tua. Ada bercak kebiruan pada bagian depan mahkotanya.
Tercatat ada lima subspesies / ras burung bondol hijau dada-merah ini, dan empat di antaranya merupakan burung endemik Indonesia, yaitu:
- Erythrura hyperythra brunneiventris tersebar di Filipina bagian utara.
- Erythrura hyperythra borneensis tersebar di Kalimantan bagian utara.
- Erythrura hyperythra hyperythra tersebar di Pulau Jawa.
- Erythrura hyperythra microrhyncha tersebar di Pulau Sulawesi, dengan ciri-ciri warna bulu lebih pucat dan kusam; paruh lebih kecil dan ramping.
- Erythrura hyperythra intermedia tersebar di wilayah Sunda Kecil bagian barat (Lombok, Sumbawa, Flores).
Sebagaimana jenis finch lainnya, bondol hijau dada-merah bisa dipelihara dan ditangkarkan dalam berbagai kondisi, termasuk menggunakan sangkar gantung atau kandang koloni.
Perawatannya pun tak jauh berbeda dengan burung pemakan biji-bijian lainnya. Begitu juga dengan kotak sarang yang digunakan untuk mengembangbiakkan spesies ini.
Membedakan jenis kelamin bisa dilakukan dengan melihat penampilan dan warna bulunya. Burung jantan memiliki bulu tubuh berwarna hijau tegas, dengan bercak kebiruan pada bagian mahkotanya. Burung betina serupa dengan jantan, namun memiliki warna yang cenderung kusam / tidak cerah.
Meski memiliki suara kicauan yang kurang menarik, spesies ini cukup popular sebagai burung yang dipelihara untuk diternak. Beberapa penggemar pun sudah mencoba untuk mengawinsilangkan spesies burung ini dengan spesies burung lain dari kelompok yang sama.
Lihat empat spesies bondol hijau lainnya:
BH Binglis | BH Triwarna | BH Muka-biru | BH Papua