Amunisi 5758 Team Jogja di kelas lovebird makin dahsyat. Dua gaconya, lovebird Combet milik Om Sartono Mbendhol dan Sieryu milik Om Styawan, bahkan dalam sehari moncer di dua even berbeda.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Cuaca mendung yang memayungi Kota Jogja, Minggu (30/11), tidak menyurutkan semangat para personel 5758 Team. Hari itu ada dua even yang bakal diikuti, yaitu Latpres Spesial Pos Jakal dan Latpres Akhir Bulan Bodem.
(baca juga Pos Jakal masih eksis, digelar setiap Rabu dan Minggu )
“Latpres Spesial Pos Jakal mulai jam sepuluh pagi, sedangkan Latpres Bodem mulai jam tiga sore. Jadi, kami bisa meramaikan kedua even itu,” kata Ketua 5758 Team, Tom YK.
Dalam even di Pos Jakal, prestasi terbaik dipersembahkan lovebird Combet. Burung koleksi Om Sartono Mbendhol ini menjadi juara 2 Kelas Jakal.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Juara 3 dan 5 kelas ini juga ditempati burung koleksi 5758 Team, yaitu lovebird Sieryu milik Om Styawan dan Mama Darin milik Om Iskandar MM.
Di Kelas Jogja, 5758 Team menempatkan lovebird Putri Salju kepunyaan Om Kenzo sebagai juara 6. Burung ini sering menjuarai lomba di seputaran Jogja dan Magelang.
Sore harinya, Sieryu dan Combet kembali diturunkan mengikuti latpres, yang digelar Bodem di kawasan Demangan. Sieryu menjadi juara 2 Kelas B. Di kelas ini, Waljinah milik Om Debby DKD (juga personel 5758 Team) menjadi juara 6. Pada Kelas C, Combet menjadi juara 2.
Sieryu merupakan lovebird berjenis kelamin jantan yang prestasinya makin stabil. Burung ini juga pernah berprestasi di dalam even Joglosemar BnR Jogja.
Seperti diketahui, sebagian besar lovebird jawara berjenis kelamin betina. “Memang susah-susah gampang, atau gampang-gampang susah, untuk menyeting lovebird jantan. Syukurlah, sekarang sudah bisa memahami karakter Sieryu sehingga makin stabil,” kata Om Styawan.
Adapun Combet merupakan lovebird warna pastel kuning yang mengalami mutasi sehingga terbentuk warna bulu cenderung merah di bagian punggung dan dadanya. Umurnya hampir tiga tahun, dan makin matang di lapangan.
(Kontributor: Raden Sanjoyo)