Sepertiga permukaan Bumi merupakan rumah bagi sekitar 80 persen bagi segala makhluk hidup yang ada di dunia, baik flora, fauna, maupun manusia. Ketidakmampuan atau kegagalan manusia dalam menjaga kelestarian alam akan berdampak buruk bukan hanya pada manusia saja, tetapi juga pada flora dan fauna yang ada di dalamnya.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Burung ekek-geling jawa yang kini semakin kritis

Salah satu isu terpenting bagi para kicaumania, termasuk di Indonesia, adalah bagaimana menjaga kelestarian aneka spesies burung yang ada di alam liar. Beberapa upaya yang harus kita dukung antara lain hanya membolehkan jenis burung kicauan yang sudah berhasil ditangkar manusia.

Kendati demikian, kicaumania tidak bisa dijadikan objek tunggal yang mesti dipersalahkan dalam kelestarian burung di alam liar. Banyak faktor penyebab di luar kiprah kicaumania, bahkan jauh lebih dominan, yakni kerusakan habitat burung dan maraknya alihfungsi hutan.

Makin menyusutnya areal hutan, perkebunan, dan tumbuhan semak, jelas sangat mengancam kelestarian berbagai spesies burung di Indonesia. Pasalnya, burung-burung di alam liar kehilangan tempat berkembang biak, berlindung, dan mendapatkan makanan. Hal itu pula yang menjadi penyebab bertambahnya jenis burung yang terancam punah di Indonesia.

Selain meramaikan hutan dengan suara dan nyanyiannya, burung memiliki tugas penting lainnya, yaitu melakukan penyerbukan, penyebaran biji-bijian, dan mengendalikan hama.

Itu sebabnya, ada beberapa jenis burung tertentu yang dimasukkan daftar burung dilindungi, meski populasinya di alam liar masih aman. Contohnya semua spesies burung yang termasuk dalam keluarga sunbird / burung-madu, serta burung-burung yang termasuk dalam keluarga honey eater.

Dalam laporan terbarunya, Burung Indonesia mencatat ada pertambahan jumlah spesies burung di negeri ini. Tahun ini tercatat ada 1.769 spesies burung yang teridentifikasi di Indonesia (sebelumnya hanya 1.672 spesies). Tambahan ini umumnya berasal dari hasil pemisahan spesies yang sudah ada sebelumnya, misalnya karena perbedaan suara, morfologi, dan genetik, sesuai dengan hasil penelitian terbaru.

Jumlah burung endemis di negeri ini juga bertambah dari 427 menjadi 512 spesies. Begitu pula jenis burung dengan wilayah persebaran terbatas, yang semula hanya tercatat 395 spesies, sekarang bertambah menjadi 448 spesies.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Sayangnya, peningkatan jumlah spesies burung yang terancam punah juga bertambah. Kalau sebelumnya berjumlah 131 spesies, sekarang meningkat menjadi 160 spesies. Rinciannya, 92 spesies burung di Indonesia termasuk dalam status Rentan (Vu / Vulnerable), 40 spesies dalam status Genting (EN / Endangered), dan 28 spesies sudah berada dalam status Kritis (CR / Critically Endangered).

Infografis status keterancaman burung di Indonesia tahun 2015 dan 2017.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Bertambahnya spesies burung yang terancam punah itu antara lain disebabkan penangkapan dan perdagangan liar. Selain itu, faktor deforestasi menjadi salah satu hal yang paling memengaruhi status keterancaman populasi burung liar di alam.

Salah satu jenis burung yang paling terdampak akibat deforestasi adalah enggang gading (Rhinoplax virgil), lantaran rusaknya habitat akibat perambahan hutan yang membuatnya berstatus Kritis sejak 2015. Selain itu juga karena banyak diburu untuk diambil paruhnya.

Hal serupa juga dialami burung ekek-geling jawa (Cissa thalassina). Populasi burung endemik di wilayah barat Jawa ini terus mengalami penurunan hingga 80 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hingga saat ini, ekek-geling jawa masih berstatus Kritis. Selain karena deforestasi, keterancaman burung-burung liar di Indonesia terjadi akibat maraknya penangkapan dan perburuan liar. 

Lihat juga Cara merawat dan menangkar ekek geling

Selama tiga tahun terakhir ini terdapat 19 jenis burung kicauan yang mengalami keterancaman cukup tinggi di Asia. Enam di antaranya bahkan berstatus Kritis, yaitu jalak putih (Acridotheres melanopterus), jalak punggung-abu (Acridotheres tricolor), jalak tunggir-abu (Acridotheres tertius), jalak-suren jawa (Gracupica jalla), tiong / beo nias (Gracula robusta), dan poksai kuda (Garrulax rufifrons). Celakanya, enam jenis burung tersebut merupakan satwa endemik Indonesia.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.