Nyeri di Kukilo Aji Purwokerto, Green Crown siap turun di Valentine

Kepercayaan diri Helmy Asalvo dari Jogja makin membuncah ketika kenari jagoannya, Green Crown (GC), mulai pulih dan kembali tampil sejak mengalami problem kebugaran, November tahun lalu. Dalam even HUT Ke-2 Kukilo Aji di Pageraji, Purwokerto, Minggu (20/1), kualitas materi dan penampilan GC belum mampu diimbangi musuh-musuhnya. Materi lagu isian blackthroat, misalnya, dibawakannya dengan sangat fasih dan membuatnya menang mudah dalam dua sesi kenari.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

“Bulunya belum utuh sempurna. Lihat bagian lehernya, masih ada bolong-bolong. Tetapi penampilannya terus membaik, dan saya optimistis Green Crown bisa kembali prestasi pada even Valentine Jogja. Semoga saja tetap tampil oke, dan juri PBI juga bekerja dengan baik,” kata Helmy.

Green Crown mengalami masalah kebugaran, sepulang dari Surabaya mengikuti even Pakde Karwo Cup, tanggal 11 November lalu. Sejak itulah ia diistirahatkan total, baru tampil kembali di Kukilo Aji.

Selain kenari GC, Helmy juga unggul di kelas cucak hijau melalui jagoannya Anak Haram. Sayangnya, Anak Haram gagal meraih juara nyeri, sebab pada sesi kedua dapat posisi pinggir sehingga penampilannya kurang maksimal. Lagunya tidak ngebongkar, sehingga harus puas sebagai juara ketiga.

Penundaan gelaran BnR Award akibat banjir memang “membawa berkah” bagi sejumlah EO lomba / latber burung di sejumlah daerah, mulai dari New Pos Jakal Jogja, Sumsel Gemilang, dan Kukilo Aji.

Batal ke Jakarta, sejumlah jagoan asal Jogja pun turun ke Kukilo Aji. Misalnya Dicko, Halley, Ronny Stiga, dan Mr. Gendon. Mereka memang tidak bisa mendulang prestasi maksimal, mengingat kinerja jagoannya kurang mumpuni.

Adapun Anas Naswa, yang sama-sama mengibarkan bendera Duta Jogja-Jogja 2013, meraih juara 1 dan 2 di kelas cucak jenggot, melalui Sri Genter. Beberapa pentolan Sleman BC (SBC) seperti Bayang, Pak Lurah, Indira, Rinja, dan Puji, yang kali ini mengibarkan bendera Duta Valentine, juga meraih hasil lumayan.

MB Seruling Raja jadi bintang

Tetapi bintang dalam even HUT Ke-2 Kukilo Aji adalah murai batu Seruling Raja (SR) milik Billy Kebumen. Tampil perdana setelah mabung, SR langsung menyalak. Seluruh lagu yang dikeluarkannya selalu lagu-lagu kecil yang kristal, nyaris tak ada keluar suara ngukluk. Tidak ada lagu mati yang keluar dari paruh SR.

Selain itu, ada pula kacer Adventure milik Anton dari Alam Sutra Jakarta, yang dikendalikan Anas Tegal. Dua kali turun, kacer yang pernah dimiliki Huntoro Santoso Pemalang dan Oyek Boyolali itu memborong juara 1 alias nyeri.

Adapun Teguh dan Udi yang membawa jagoan Erick Cilacap, Messy, meraih posisi runner–up di kelas murai batu. Messy merupakan pelapis Monster, salah satu murai batu terbaik di Blok Tengah (bersama Natalia).

Teguh dan Udi juga harus puas sebagai juara kedua kelas kacer, melalui Roket. Meski belum yang teratas, penampilan Roket cukup menjanjikan: nagen di pangkringan, ngerol panjang, sambil mendongak. “Roket memang masih perlu dipoles lagi. Kelihatan sekali kalau burung masih baru dan kurang jam terbang di arena lomba,” ujar Teguh.

Peserta muka baru usik ketertiban

Ada pemandangan lain dari gelaran Kukilo Aji, Minggu lalu, yaitu kehadiran puluhan peserta muka baru atau sebelumnya belum pernah datang ke komunitas Kukilo Aji. Mereka sempat mengusik ketertiban lomba yang selama ini menjadi trade mark Kukilo Aji. Para petugas di lapangan pun mengaku kerepotan meladeni aksi ngeyel mereka.

“Kita bilang di sini tidak boleh teriak, eh mereka malah menjawab, ini kan pakai sempritan atau tepuk tangan, bukan teriak!  Wah, repot juga ngurusi orang ndak waras,” ujar salah seorang petugas keamanan.

Melihat gelagat yang kurang baik, panitia melalui pengeras suara langsung menggertak dengan nada tegas. Juri diminta minggir dan menghentikan penilaian terlebih dulu. Lomba pun diancam akan dihentikan, tidak dilanjutkan, dan uang pendaftaran akan dikembalikan, jika para muka baru tidak bisa diatur.

“Kalau tidak mau diatur, lomba kita hentikan saja sampai di sini, tidak perlu dilanjut. Uang tiket silakan diambil lagi. Kami tak mau ada oknum-oknum yang mau merusak ketertiban lomba di Kukilo Aji yang sudah terjaga selama ini. Bagaimana, mau lanjut atau bubar?”

Gertakan itu terbukti ampuh. Para peserta muka baru pun kembali tenang, dan lomba bisa dilanjutkan. Sejumlah peserta dari luar kota yang baru pertama kali ke Kukilo Aji pun mengaku salut atas keberanian panitia dalam menghadapi peserta yang ngeyel.

Itulah sepercik kisah betapa dinamis lomba burung di Pageraji. Lapangan lomba berada di pekarangan rumah. Parkir kendaraan pun cukup di sekitar lapangan, halaman sekolah, serta sepanjang jalan raya Purwokerto-Tegal di dekat arena lomba.

Di saat peserta ramai seperti ini, lokasi lomba memang terasa sempit dan sesak. Tapi urusan konsistensi menjaga ketertiban lomba, dan penjurian yang fair play, Kukilo Aji harus diakui masih berada di garis depan. (Waca-Jogja)

Hasil Lomba HUT Ke-2 Kukilo Aji Purwokerto (20/1)

—

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.