Pandu Cup Salatiga: Cucak jenggot Ratu Jagad belum tertandingi

Suasana di Pasar Burung Banyuputih Salatiga benar-benar bergemuruh. Teriakan para peserta yang ada di bawah atap selasar pasar seperti memantul dan membuat suasana lomba Pandu Cup, Minggu (3/2), terdengar bising. Peserta memang cukup ramai. Jumlah peserta pada setiap sesi rata-rata di atas 40 ekor dari 50 gantangan yang tersedia.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Even Pandu Cup sempat tertunda beberapa saat karena hujan, dan baru dimulai menjelang pukul 11.00. Beberapa peserta sempat mengeluhkan penilaian juri yang dianggap kurang merata dalam memantau burung. Misalnya di kelas lovebird, terutama dari grup Sarwoko dan kawan-kawan Lovebird Jogja Team serta kru Sigit WMP.

Di kelas murai batu, sesi kedua, Dwi Londo juga merasa mestinya Star ATM yang jadi juara, tetapi hanya mendapatkan A dua, sehingga hanya menjadi runner up. Namun, di luar itu semua, secara umum lomba berjalang cukup lancar.

Di kelas cucak jenggot yang diikuti sekitar 20an peserta, lagi-lagi Ratu Jagad milik Yayang Pangkalanbun, Kalteng, tetap belum terkalahkan. Selain sangat gacor, lagu isiannya benar-benar tiada duanya. Alhasil, hampir semua lawan mengakui keunggulannya, dan menilai untuk saat ini Ratu Jagad sepertinya belum memiliki lawan sepadan. Diperkirakan, Ratu Jagad juga bakal meraih sukses serupa di Valentine Jogja.

Prestasi mengkilap juga diraih cucak hijau Arjuna milik Herman Mandiri. Tampil 3 kali, Arjuna langsung menyabet juara 1 pada dua sesi pertama. Pada sesi terakhir, Arjuna harus puas di urutan kedua. Juara 1 diraih Armada milik Mr Huda dari Semarang, yang pada dua sesi sebelumnya justru selalu di urutan kedua.

Dimas Anto Kudus juga meraih nyeri di kelas murai batu, melalui Djarum. Sejumlah pengamat menilai, Djarum memang burung yang “aman”, dengan gaya ngeplay, sambil mengeluarkan lagu-lagu ngerol dan speed. Dengan demikian, setiap kali dipantau, selalu dalam kondisi bunyi atau kerja.

Star Nikisae makin melesat

Bintang dalam even ini adalah kacer Star Nikisae milik Mr Winoto Star Regency SF Salatiga. Jagoan yang relatif baru ini konon dibeli dari Jawa Timur seharga 150 juta, dan langsung tampil memukau. Burung tak banyak ulah, anteng di pangkringan, sambil mendongak ngerol panjang tiada henti, dengan speed yang sangat rapat.

Tak pelak, Star Nikisae kini menjadi salah satu andalan bagi Star Regency SF, selain murai batu Star ATM, kenari Star Shower, dan lain-lain. Mr. Winoto juga terus memburu jagoan baru yang belum dimilikinya, seperti di kelas cucak hijau, cendet, dan anis merah. Yang dicari tentu burung-burung papan atas yang sudah terbukti prestasinya.

Dwi Londo dan kawan-kawan yang dipercaya mengawal jagoan Star Regency mengatakan, dua pekan lagi bakal bertarung di Ronggolawe Cup Bandung. “Semula mau ke Valentine, tetapi kami tidak kebagian tiket. Pesan sebenarnya masih kurang  satu bulan, saya pikir masih banyak tiket. Ternyata tiket kacer dan murai sudah habis. Hanya kebagian anis merah dan kenari. Ya sudah, kami pilih ke Bandung,” kata Dwi Londo.

Agus Nasa juga hadir di Pandu Cup, dalam rangka sosialisasi even 168 Cup. Menurut dia, persiapan even ini makin matang. Dia juga mengajak sebagian personel inti kepanitiaan Pandu Cup untuk berkumpul di RM Banyubening Salatiga. Data-data untuk brosur sudah disiapkan, tinggal mengemas desainnya.

“Bahkan begitu beritanya muncul di Om Kicau, banyak yang langsung menelepon dan memesan tiket, padahal brosurnya belum keluar. Ya langsung saja kami catat. Misalnya mereka bilang murai batu semua kelas masing-masingdua tiket, seperti itu modelnya. Hingga kini sudah puluhan orang yang pesan. Publikasi brosur secara resmi akan dikeluar pekan depan,” tandas Agus. (Waca-Jogja)

Hasil Lomba Pandu Cup Salatiga (3/2)

—

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.