Serak dan gangguan pernafasan yang dialami burung kicauan sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda, kendati sebagian kicaumania menganggapnya sama. Burung yang serak sudah pasti mengalami gangguan pernafasan, tapi burung yang mengalami gangguan pernafasan tidak selalu ditandai dengan gejala klinis berupa suara serak. Ini perlu dipahami agar kita tidak salah memberikan terapi pengobatan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Gangguan pernafasan pada burung sangat beragam, dan menimbulkan penyakit yang berbeda-beda pula. Ada yang ditandai dengan munculnya suara serak pada burung, ada juga yang tidak disertai suara serak.
Burung yang menderita penyakit CRD, korisa / snot, biasanya tidak mengalami serak, tetapi lebih parah dari itu, yakni ngorok.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Burung yang mengalami infectious laryngotrachealis (ILT) juga terdengar ngorok, tetapi disertai pula dengan gejala susah bernafas, sehingga saat bernafas kepalanya sering dijulurkan ke depan. Gejala ini mirip dengan penyakit yang disebut infectious bronchitis (IB).
Lain halnya jika burung mengalami gangguan pernafasan akibat penyakit air sac mites, atau tungau kantung udara. Suaranya akan berubah serak, sehingga lama-lama malas bunyi, dan akhirnya macet bunyi.
Beberapa penyakit akibat gangguan pernafasan terkadang juga disertai adanya lendir pada lubang hidung maupun pada kelopak matanya. Jadi, perlu dicermati apakah suara serak yang dialami burung disertai dengan gejala klinis tertentu lainnya.
Untuk lebih jelas dalam memahami apa saja penyakit yang berhubungan dengan gangguan pernafasan pada burung, silakan buka lagi referensinya di sini:
Deteksi gangguan pernafasan pada burung
Banyak sekali kicaumania yang curhat ke omkicau.com mengenai burungnya yang serak. Namun karena data yang diberikan umumnya sangat minim, sementara banyak pemicu sehingga burung mengalami serak, agak susah juga untuk memberikan solusinya jika yang curhat tidak mau banyak berbagi.
Karena itu, dalam kesempatan ini, Om Kicau ingin memberi penekanan pada lima faktor penyebab sehingga burung mengalami serak. Dengan memperhatikan kelima faktor ini, semoga bisa menekan kemungkinan serak pada burung kesayangan Anda.
1. Pakan kotor atau berjamur
Pakan seperti voer atau biji-bijian ketika berada dalam tempat pakan untuk waktu yang lama tentu berakibat kotor dan berjamur. Jika sampai dikonsumsi burung, tentu sangat membahayakan kondisi kesehatannya. Bukan sekadar gangguan pencernaan, melainkan juga gangguan pada saluran pernafasannya.
Untuk mencegahnya, sebaiknya mendisiplinkan diri dalam mengganti pakan dan air minum. Misalnya, mengganti pakan dan air minum setiap 12 jam sekali.
Usahakan tidak menambah voer atau pakan bijian baru di atas voer / pakan bijian yang lama. Memang lebih praktis, tetapi kalau dibiasakan seperti ini suatu saat kena apesnya. Pakan yang di bawah ternyata sudah tercemar bakteri, dan pasti akan menjalar ke pakan baru di atasnya.
Lihat penyebab gangguan serak lainnya:
Pakan kotor | Minyak wangi | Asap/polusi udara | Sangkar kotor | Kurang lembab
Catatan Om Kicau:
- Jika burung Anda mengalami serak, disertai sesak nafas, kemudian malas bunyi bahkan macet (berhenti) bunyi, ambil tindakan segera dengan memberikan BirdTwitter.
- Jika burung serak, disertai macet bunyi, tidak nagen / suka turun tangkringan, mudah mbagong / ngebatman, atau berhenti teler (pada anis merah), biasanya disebabkan tungau kantung udara (air sac mites). Segera obati dengan BirdFresh.