Bantahan Om Sigit soal melemahnya volume LB Kusumo
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Melihat penampilan lovebird Kusumo saat mendapat koncer BÂ atau C, baik dalam Piala Raja maupun Kebumen Award, beberapa tim juri PBI memberikan pendapat tersendiri. Kebetulan kedua ini sama-sama garapan PBI.
Menurut tim juri PBI, volume lovebird Kusumo cenderung melemah. Sebagian pengamat bersepakat dengan pendapat para juri, namun banyak juga yang tak sependapat. Nah, bagaimana pendapat Om Sigit WMP?
“Dari dulu ya segitu. Bahwa mungkin terjadi periode naik dan turun sedikit, saya kira itu wajar-wajar saja. Menurut saya, volume Kusumo stabil atau relatif sama, baik saat menang maupun ketika hanya meraih juara kedua dan ketiga,” tuturnya.
Itu bisa dilihat saat turun dalam Surabaya Cup (enam kali juara 1), Danlanal Cup di  Semarang (empat kali juara 1), Kebumen Award (1, 2, 2, 2), dan Piala Raja (juara 1, 1, 2, 2, 2, 2, 3). Dalam empat kontes tersebut, yang sama-sama menggunakan tim juri PBI, volume LB Kusumo relatif sama.
Om Sigit tak menampik ada salah satu atau beberapa lawan Kusumo yang punya volume lebih keras, atau paling tembus. Namun tanpa mengurangi rasa hormat kepada tim juri dan pemain lainnya, dia menegaskan bahwa dari sisi durasi dan kerajinan, Kusumo tidak banyak berubah.
“Sejak awal digantang sampai diturunkan, Kusumo masih tetap gacor dan panjang-panjang, dengan jeda berhenti hanya sebentar saja, ngulet-ngulet, lantas ngekek panjang lagi. Soal volume memang bukan yang paling tembus, namun menurut saya sudah cukup terdengar,” imbuhnya.
Bahwa tim juri, khususnya di lingkungan PBI memberi penilaian lain, pada prinsipnya Om Sigit dapat menerimanya.
“Saya kira sejak di Kebumen Award, cara pandang teman-teman juri PBI mulai bergeser. Barangkali volume agak dikedepankan. Ketika ada burung lain yang relatif bisa mengimbangi Kusumo, terutama dalam soal durasi, dan volumenya lebih keras, itulah yang diputuskan menjadi yang terbaik. Kusumo di tempat kedua atau bahkan ketiga,” tambah Om Sigit.
Untuk membuktikan pendapatnya, Om Sigit merujuk pada hasil even Ronggolawe di Ciamis, sepekan setelah Kebumen Award. Dengan penampilan yang relatif sama, Kusumo mampu menyapubersih 5 kelas lovebird yang diikutinya. Ini yang disebutnya  ada perbedaan cara pandang juri dalam memberi penilaian, bukan pada perubahan penampilan burung itu sendiri.
Bagaimana penampilan Kusumo dalam Gubernur Jabar Cup di Bogor (13/9) yang menggunakan juri- BnR? Seperti dijelaskan, dua sesi pertama berhasil dijuarainya, kemudian sesi ketiga juara 2, dan tak mau nampil pada sesi keempat yang digelar sekitar pukul 20.00.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menanggapi hal ini, Om Sigit mengatakan penampilan Kusumo tetap prima, terutama pada dua sesi pertama. “Bahwa pada sesi ketiga menjadi juara kedua, ya tidak masalah. Itu kan juri yang membuat keputusan. Saya sih berusaha menerimanya, meski sesungguhnya bisa meraih hasil yang lebih baik. Yang namanya lomba, seringkali memang ada situasi seperti itu,” jawabnya.
Om Kicau kemudian meminta tanggapan dari Bang Boy, pendiri sekaligus ketua Yayasan BnR Pusat. Menurut beliau,pakem lovebird dalam even di lingkungan BnR tetap sama, yaitu durasi masih paling utama.
“Tetapi pada waktu itu, saya harus mengatakan bahwa kerajian dan durasi antara Prabu yang berada di gantangan nomor 50 dan Kusumo relatif berimbang. Namun dari sisi volume, Prabu lebih unggul, bahkan agak jauh selisih nilai volumenya,” tegas Bang Boy.
Bahwa penonton di luar memiliki penilaian lain, menurut Bang Boy, itu hal yang wajar terjadi. “Soal beda pendapat itu hal yang wajar. Konsentrasinya berbeda. Yang menonton hanya melihat yang dianggap bagus. Tapi juri yang ada di dalam dituntut untuk memantau dan membandingkan semua peserta secara adil,” tambahnya.
Selain itu, Bang Boy memastikan, para juri BnR memberikan penilaian secara profesional, dan sama sekali tidak ada titipan apalagi ada tekanan dari pihak-pihak tertentu.
Bang Boy tetap mengakui, Kusumo adalah lovebird fenomenal yang layak dikagumi saat ini. “Okelah ada lovebird lain yang mampu mengalahkan Kusumo. Namun biasanya hanya mau nampil maksimal dalam satu-dua sesi, dan hanya dalam beberapa even ke depan. Setelah itu surut lagi. Beda dengan Kusumo yang mau nampil terus di setiap even yang diikutinya,” tandas Bang Boy.
Minggu (20/9) mendatang, LB Kusumo akan tampil dalam gelaran HUT Ke-16 Dewa 99 di Sidoarjo. Ini menarik dicermati, karena penilaian dilakukan oleh juri-juri independen di bawah komando langsung Om Bambang Dewa.
Om Bambang Dewa sangat disegani di kalangan lovebird mania, bahkan kerap dipercaya mengemas even besar baik di Jawa maupun Kalimantan. Even ini dapat menjadi pembanding, apakah benar ada pergeseran pakem penilaian lovebird di lingkungan PBI dan BnR? (Waca)
Kembali ke Halaman Awal
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.