Saya masih mau menulis tentang perbincangan saya dan Om Hidayat “Jegeg Nursery” Ansyah dengan Mas atawa Om Zaenal, Pupuan, Tabanan Bali.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagaimana saya ceritakan pada tulisan pertama, Om Hidayat adalah pemilik Jegeg Nursery, yang terletak di Jalan Ahmad Yani 131 Singaraja, Buleleng Bali. Dia inilah yang dengan sangat baik hatinya, mengundang saya untuk datang dan berkeliling Bali; mulai dari lintas selatan, utara dan tengah.
Ya, di mana-mana, saya selalu suka memanggil teman dan sahabat dengan sebutan Om. Menurut saya, lebih enak diucapkan dan lebih “membuat muda” orang yang saya sebut Om.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Tanpa disebut om saja misalnya, Om Zaenal memang masih muda. Usia berapa? Hehehe, rahasia saja ya. Ya kalau untuk ukuran anis merah (AM), Om Zaenal baru sekali mabung, hehehe.
Melanjutkan tentang ring Zaenal “palsu”, Om Zaenal mengatakan bahwa, “Ya nggak apa-apalah. Cuma kasihan juga kalau pembeli sudah mengira AM yang mereka beli itu jantan, eh ternyata betina.”
Beda AM jantan dan betina
Tak mau berpanjang kata mengenai ring, saya bertanya mengenai apa sebenarnya yang menjadi patokan bahwa seekor AM trotolan atau anakan itu dipastikan jantan atau betina.
“Apakah ada tanda khusus?” tanya saya.
“Tidak ada. Tidak bisa dibedakan kalau sudah bercampur baur,” katanya.
Maka dia pun menjelaskan, bahwa AM jantan atau betina bisa dibedakan ketika masih dalam satu sarang. Artinya, ketika ada dua atau tiga anakan masih dalam sarang, maka mereka bisa dibedakan dari postur tubuh dan warna bulu secara keseluruhan.
“Yang jantan selain relatif lebih besar, juga secara umum lebih gelap dibanding yang betina,” katanya.
Tetapi, tandas dia, perbedaan warna keseluruhan itu hanya bisa dibedakan atau diperbandingkan di antara anakan satu sarang ketika sama-sama masih berada dalam satu sarang.
Lha kalau anakan cuma satu? “Ya sulit juga. Kalau sudah begitu, ya feeling yang berbicara. Masalah jam terbang,” kata ayah Om Zaenal menimpali.
Singkat kata, apa yang disampaikan oleh Om Zaenal sama persis dengan apa yang pernah saya tulis mengenai burung monomorfiks. AM adalah burung monomorfiks, yakni antara jantan dan betina tidak menunjukkan perbedaan performa luar secara signifikan dan universal. Dengan demikian, sulit untuk dibedakan hanya dengan melihat tampilan luar tanpa meraba atau memegangnya.
Untuk teman-teman yang ingin tahu lebih jauh mengenai perbedaan jenis kelamin burung, bisa membaca postingan saya terdahulu yang berjudul “Lagi, soal perbedaan burung jantan dan betina“.
Tahun kurang bagus
Selanjutnya kami ngobrol tentang suka-duka Om Zaenal menggeluti bisnis AM anakan. “Tahun ini banyak AM anakan yang mati,” kata dia.
Menurut Om Zaenal, pada musim panen AM tahun ini keuntungan yang dia raihi sangat minim dibandingkan perolehan tahun lalu. Sampai sekarang dia mengaku belum menghitung jumlah AM trotolan yang telah dia salurkan ke para pedagang maupun penghobi. Tahun lalu dia bisa menyalurkan AM trotolan sampai angka mendekati 10.000 ekor.
“Saya belum menghitungnya. Yang jelas tahun ini lumayan sepi,” katanya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan omset turun dan juga margin keuntungan sangat minim. “Pertama, sekarang sudah banyak pengepul yang juga mempunyai anak buah untuk masuk sampai ke pelosok-pelosok Bali. Dengan demikian harga dari penangkar alam sudah mahal,” jelasnya.
Kalau dulu dia bisa mendapatkan anakan AM usia sekitar 10 hari dengan harga di bawah Rp. 200.000 sekarang dia harus mengeluarkan uang di atas Rp. 250.000/ekor untuk AM jantan dari penangkar alam. Oleh karena itu, dia pun harus menaikkan harga jual. “Tetapi nggak bisa tinggi juga karena persaingan antar-pengepul semakin ketat,” ujarnya.
AM mati sampai senilai Rp. 25 juta
Kondisi itu, kata dia, diperparah dengan banyaknya anakan AM yang mati. Sejak awal hingga saat ini, Om Zaenal sudah mendapati anakan AM yang mati mencapai sekitar 100 ekor. Artinya, kalau dipukul rata dia mengeluarkan uang Rp. 250.000/ekor dari penangkar alam, maka nilai total kerugian dia dari kematian anakan AM sudah mencapai Rp. 25 juta.
Kondisi alam, iklim atau cuaca sepanjang musim penan AM tahun ini di Bali, menurut Om Zaenal juga tidak sebagus tahun-tahun lalu.
Saat itu, sobat saya, Om Hidayat, bertanya mengenai bagaimana performa AM trotolan pada umumnya; apakah benar bahwa trotolan yang muncul lebih akhir lebih bagus ketimbang yang muncul pada awal-awal musim panen.
“Wah malah bagus yang muncul pada awal-awal musim panen. Ya mungkin karena saat itu pakan masih banyak karena masih banyak hujan. Untuk yang muncul belakangan, banyak yang sakit-sakitan.”
Selain hal-hal di atas, saya dan Om Hidayat masih ngobrol banyak ngalor-ngidul dengan Om Zaenal, ya hitung-hitung sembari nunggu hujan yang saat itu tidak juga reda.
Ketika hujan tinggal menyisakan gerimis dan gelas berisi kopi manis yang disajikan Om Zaenal hanya menyisakan ampas hitam, saya dan Om Hidayat pun pamit.
Kapan nanti saya akan main ke sini lagi, begitu niat saya. Selamat tinggal Pupuan…Terima kasih Om Zaenal.
<div style=”text-align: right;”>
<li><a href=”https://omkicau.com/2009/10/21/masalah-klasik-anis-merah-ngecir%E2%80%A6/”>Masalah klasik anis merah: ngecir…</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2010/03/05/memastikan-jantan-betina-anakan-anis-merah-tips/”>Memastikan jantan betina anakan anis merah: Tips</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2009/05/19/nih-ada-tips-lagi-soal-perawatan-anis-merah-am/”>Nih ada tips lagi soal perawatan anis merah (Anis merah)</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2009/05/09/lagi-tips-perawatan-anis-merah/”>Lagi, tips perawatan anis merah</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2009/05/09/road-to-bali-3-beda-am-jantan-dan-betina/”>Road to Bali 3: Beda Anis merah jantan dan betina</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2009/05/06/road-to-bali-2-awas-banyak-am-ring-zaenal-palsu/”>Road to Bali 2: Awas Anis merah ring palsu</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2009/03/17/the-amazing-foto-foto-penangkaran-alam-am/”>The Amazing: Foto-foto penangkaran alam Anis merah</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2009/01/16/agar-am-mau-bunyi-meski-dilihat-orang/”>Agar Anis merah mau bunyi meski dilihat orang</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/12/30/2-fakta-tentang-anis-merah/”>2 Fakta tentang anis merah</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/12/29/tips-lain-mengurangi-anis-merah-birahi-secara-cepat/”>Tips (lain) mengurangi anis merah birahi secara cepat…</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/12/29/bunyikan-anis-merah-macet/”>Bunyikan anis merah macet</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/11/23/q-a-anis-merah-1-moulting-1/”>Q-A Anis Merah (1): Moulting (1)</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/11/16/am-trotol-vs-dewasa-2/”>Anis merah trotol vs dewasa</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/11/16/am-dan-jangkrik/”>Anis merah dan jangkrik</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/11/16/am-diam-bila-ketemu-tuannya-2/”>Anis merah Diam Bila Ketemu Tuannya</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/24/agar-am-bunyi-sehabis-mabung/”>Agar Anis merah bunyi sehabis mabung</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/24/pilih-am-berdasar-katuranggan/”>Pilih Anis merah berdasar katuranggan</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/24/am-kapan-perlu-dikerodong%E2%80%A6/”>Anis merah kapan perlu dikerodong…</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/24/185/”>Anis merah ngurak nggak tuntas</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/19/am-trotol-vs-dewasa/”>Anis merah trotol vs dewasa</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/16/am-bunyi-dan-teler-nggak-stabil/”>Anis merah bunyi dan teler nggak stabil</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/16/anis-merah-dan-jangkrik/”>Anis Merah diberi jangkrik berapa?</a></li>
<li><a href=”https://omkicau.com/2008/10/16/am-diam-bila-ketemu-tuannya/”>Anis merah Diam Bila Ketemu Tuannya</a></li>
</div>