Hartono Laros Bali: Kalau bisa satu sesi 24 burung
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Lomba dengan jumlah peserta 10 dimungkinkan akan Iebih fair play. Dengan jumlah empat orang juri, penilaian terhadap burung lebih terkontrol. Masalahnya tinggal Sumber Daya Manusia yang ditugaskan sebagai eksekutor lomba. Jika eksekutornya lembek, gelaran itu akan tetap sarat KKN.
Namun jika juri ‘matang’ atau menguasai dan memahami pakem penjurian yang telah digariskan, saya yakin, suguhan lomba yang disajikan akan lebih fair. Juri yang suka main mata dan menerima titipan akan terlihat setelah usai penilaian dan penentuan juara.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Soal jenis burung yang dilombakan, tidak ada persoalan. Saran saya, akan Iebih menarik, BnR lebih mengutamakan burung-burung hasil ternakan atau breeding. Dengan begitu, lomba executive mampu mendorong visi dan misi pelestarian. Boleh jadi lomba ini lebih sepesifik khusus bagi burung ring hasil ternakan kicaumania.
Untuk jumlah peserta, dengan 10 burung kontes, rasanya terlalu minim. Mungkin akan lebih ideal pesertanya 24 burung. Artinya, dengan peserta 24, masing-masing juri akan mengawasi atau menilai enam burung. Dengan rotasi empat kali, durasi penilaian 3-5 menit, lebih terkontrol dan akan maksimal penilaiannya.
1. Heru Sedan Jogja
2. Eko Zulis Semarang
3. Emon Jakarta
4. H Elviano Indramayu
5. Akiat Surabaya
6. lmron Surabaya
7. Stepy Bali
8. Hartono Laros Bali
9. Ronny Darmawansyah Bali
10. Tomy Lampung
11. Yoyok Lindu Aji Semarang
12. Heru Jakarta
13. Gunawan Jakarta