CRD disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum. Karena penyebabnya bakteri tersebut, sebagian ahli menyebut penyakit ini sebagai avian mycoplasmosis.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bakteri ini masuk bersamaan dengan aliran udara yang terkontaminasi dan dihirup burung. Ketika memasuki saluran pernafasan burung, bakteri ini menempel pada mukosa (lendir) yang ada dalam saluran pernafasan dan merusak sel-selnya. Hal inilah menyebabkan terjadinya radang pada sel-sel mukosa, sehingga aliran darah di daerah tersebut meningkat.
Bakteri kemudian ikut ke dalam aliran darah dan menuju ke kantung udara, yang merupakan tempat yang disukai Mycoplasma gallisepticum untuk hidup dan berkembang biak. Akibatnya burung mulai kesulitan bernafas, dan setiap bernafas terdengar bunyi ngorok.
Gejala klinis :
Burung sering batuk dan / atau bersin-bersin.
Keluar lendir dari lubang hidung dan mata.
Nafas berbunyi (ngorok).
Dalam pembedahan terhadap burung mati, bagian trakea terlihat memerah, kantung udara (air sacs) terlihat keruh, menebal seperti lapisan keju, dan terkadang berbusa. Terkadang pula lapisan keju juga dijumpai pada hati dan jantung, terutama jika terjadi komplikasi CRD dan penyakit lain.
Burung yang terserang CRD biasanya akan mengalami penurunan sistem kekebalan lokal pada lokasi yang terserang. Akibatnya bibit penyakit yang lain pun mudah masuk ke tubuh burung. Dengan kata lain, CRD berperan membuka sistem pertahanan primer yang memicu infeksi penyakit sekunder atau penyakit lain di luar CRD. Penyakit lain yang sering menyertai CRD adalah colibacillosis.
Karena itu, burung yang terserang CRD bukan hanya menunjukkan gejala klinis seperti ngorok saja, tetapi juga tanda-tanda klinis lainnya seperti batuk, bersin, keluar cairan dari lubang hidung (nares) dan mata. Jadi, jika suatu saat mengalami burung ngorok, perhatikan gejala lainnya.
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada burung yang masih anakan (4-8 minggu), meski burung yang sudah dewasa pun bisa terserang penyakit yang sama. Burung muda akan mengalami pertumbuhan yang lambat, sedangkan burung indukan akan mengalami penurunan produksi bertelur, bahkan bisa berhenti bertelur.
Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mycoplasma gallisepticum sebenarnya tidak dapat menyebar dalam jarak lebih dari 1 meter. Jadi, penularan hanya dimungkinkan jika burung dipelihara dalam satu kandang, atau sangkar yang saling menempel.
Penularan bisa terjadi karena beberapa hal berikut ini:
Bibit penyakit tanpa sengaja dibawa oleh manusia (pemilik, perawat, tamu) yang masuk ke kandang atau menyentuh sangkar, atau memegang burung. Jadi, sangat penting sekali untuk mencuci tangan dengan sabun / desinfektan sebelum mendekati kandang / sangkar. Namun, sayangnya, hal ini belum membudaya di kalangan kicaumania dan penangkar burung.
Burung yang stres, atau dalam kondisi tidak fit, sangat mudah tertular.
Pengobatan:
Untuk mengobati burung yang terserang CRD, Om Kicau menawarkan dua opsi:
Menggunakan obat yang biasa digunakan untuk menyembuhkan CRD pada ayam, terutama yang mengandung kombinasi penicilin dan streptomycin. Tetapi pengobatan harus dilakukan secara injeksi (suntikan).
Menggunakan StopSnot. Produk Om Kicau ini bukan hanya bisa digunakan untuk mengatasi snot, tetapi juga CRD, berak kapur, dan mata berair.
Biasakan membersihkan kandang / sangkar dan perlengkapannya setiap hari. Bahkan, sangat dianjurkan agar seminggu sekali menyemprot kandang / sangkar dengan desinfektan khusus untuk burung, seperti FreshAves. Dengan membiasakan menyucihamakan kandang, udara di dalam atau sekitarnya relatif lebih steril terhadap bibit penyakit. Anjuran ini bersifat urgent, khususnya bagi para penangkar burung.
Jaga kondisi burung agar selalu fit dan terbebas dari stres, melalui pemberian multivitamin secara rutin. Jika menggunakan BirdVit, frekuensi pemberian idealnya 3 kali seminggu.
Apabila burung yang terserang CRD dipelihara dalam kandang koloni, wajib diisolasi dulu ke kandang karantina untuk mendapat pengobatan hingga sembuh. Jika sudah sembuh, tunggu 1 bulan sampai kondisinya benar-benar fit. Setelah itu bisa dimasukkan ke kandang semula. Tetapi lebih disarankan untuk dipelihara secara terpisah.
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 BURUNG
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 deteksi gangguan pernafasan
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 gangguan pernafasan
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 penyakit burung
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 penyakit pernafasan