SISTEM PERNAFASAN PADA BURUNG
Burung memiliki sistem pernafasan yang agak berbeda dari sistem pernafasan pada mamalia. Sebab, sistem pernafasan pada burung dilengkapi dengan apa yang disebut kantung udara (air sacs). Kalau air sacs saya tulis dengan huruf “s” di belakangnya, itu pertanda jumlah kantung udara pada burung lebih dari satu, bahkan banyak. Struktur / anatomi dan fungsi dari kantung udara ini sangat unik.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Selain kantung udara, burung juga memiliki paru-paru sebagaimana mamalia dan manusia. Sebelum paru-paru dan kantung udara, terdapat juga beberapa alat pernafasan lain. Dengan demikian, dari segi anatomi, alat pernafasan burung terdiri atas tiga komponen penting, yaitu:
- Saluran pernafasan atas
- Paru-paru
- Kantung udara
1. Saluran pernafasan atas
Saluran pernafasan atas pada burung adalah semua organ / alat pernafasan sebelum paru-paru dan kantung udara. Saluran pernafasan atas ini dimulai dari lubang hidung (nares anteriores), rongga hidung (nares posteriores), larynx, trakea / tenggorokan, bronkus, dan bronkiolus.
Rongga hidung terhubung langsung ke bagian sinus, yaitu tempat yang paling sering dikunjungi bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (termasuk tungau kantung udara).
Dalam kondisi fit, terutama jika burung rajin mengkonsumsi multivitamin, sebenarnya burung secara alami memiliki mekanisme pertahanan terhadap berbagai serangan agen penyakit. Misalnya, sistem pertahanan primer.
Yang termasuk dalam sistem pertahanan primer adalah kulit, silia (bulu getar) di saluran pernafasan, lendir / mukus, dan enzim. Bahkan ketika Anda melihat burung bersin dan batuk, itu sebenarnya merupakan reaksi burung yang muncul dari sistem pertahanan tersebut.
Nah, ini yang penting dicatat !!! Ketika sistem pertahanan primer ini tidak berfungsi, terutama sistem pertahanan pada saluran pernafasan, maka bibit penyakit menjadi lebih mudah masuk dan memicu munculnya penyakit yang berkaitan dengan gangguan pernafasan.
Kata kunci di sini adalah bagaimana membuat kondisi burung selalu fit. Selain mengkonsumsi pakan yang cukup, dengan nutrisi seimbang (antara kalori, karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, vitamin dan mineral), perawatan rutin dan konsisten seperti mandi dan jemur, juga memegang peranan yang sangat penting dalam mengkondisikan burung selalu fit.
Ketika burung menarik nafas, udara yang dihirupnya akan masuk ke lubang hidung, kemudian rongga hidung yang dilengkapi dengan bulu getar (silia). Silia berfungsi menyaring partikel-partikel yang terkandung dalam udara yang dihirupnya. Partikel ini bisa berupa debu halus, bisa juga bibit penyakit (virus, bakteri, spora dari jamur, dan parasit). Jadi, fungsi silia hampir sama dengan bulu-bulu hidung pada manusia.
Tapi, kemampuan silia dalam menahan partikel-partikel ini terbatas. Bulu getar pada rongga hidung burung hanya mampu menahan partikel yang berukuran 3,7 – 7,0 mikron saja. Apa akibatnya? Jika partikel yang masuk ke rongga hidung berukuran lebih kecil, misalnya 0,091 – 1,100 mikron, maka partikel-partikel tersebut akan lolos dan menempel pada trakea, bronkus, dan bronkiolus.
Sebenarnya, ukuran partikel yang berada di udara rata-rata memiliki diameter 1,0 – 5,0 mikron. Jadi, ada yang bakal tertolak oleh bulu getar, tetapi ada juga yang lolos masuk ke trakea, bronkus, serta bronkiolus.
Jika partikel hanya berupa debu, tanpa bibit penyakit, biasanya burung hanya mengalami gangguan pernafasan sesaat, termasuk serak dan ngorok. Faktanya, ada beberapa burung yang menang lomba, tetapi pada malam hari terdengar suara ngorok. Hal ini berlangsung cukup lama. Jadi gangguan nafas tidak begitu mempengaruhi penampilannya, karena partikel yang masuk ke saluran pernafasan atas “hanya” berupa debu, bukan bibit penyakit.
Persoalan menjadi lain ketika partikel yang tak tersaring bulu getar adalah virus, bakteri, spora dari jamur, maupun parasit yang berukuran lebih kecil dari 1,0 mikron. Contohnya bakteri Mycoplasma sp., yang merupakan biang penyakit CRD (Chronic Respiratory Disease) yang berukuran 0,25 – 0,5 mikron. Bahkan virus avian influenza (AI) hanya berdiameter 0,08 – 0,12 mikron !!!
So, Anda bisa membayangkan sendiri bagaimana dampaknya ketika bibit penyakit berukuran super imut ini masuk ke rongga hidung. Bulu getar / silia dipastikan akan mengalami kerusakan, sehingga bibit penyakit dengan leluasa masuk ke saluran pernafasan, dan burung kesayangan Anda pun pasti akan mengalami gangguan pernafasan.
Dari rongga hidung, udara akan dibawa masuk melalui sepasang larynx, yang berbentuk seperti pipa elastis dan berfungsi mencegah pakan / air minum masuk ke dalam trakea, sehingga tenggorokan hanya dilalui oleh udara yang tadi dihirup burung.
Trakea memiliki dua percabangan, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri, yang masing-masing masuk ke paru-paru. Bronkus kanan bercabang tiga, sedangkan bronkus kiri bercabang dua. Cabang-cabang bronkus ini disebut sebagai bronkiolus.
Terkadang, sebagian ahli menyebut bronkus sebagai bronkus primer. Sedangkan bronkiolus disebut sebagai bronkus sekunder dan bronkus tertier. Bahkan, masing-masing bronkus sekunder dan tertier akan bercabang lagi menjadi ratusan pipa super kecil yang disebut parabronkus.
Baik trakea, bronkus, dan bronkiolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang tidak memiliki silia. Tetapi sel-sel epitel ini akan menghasilkan lendir yang mengandung enzim proteolitik dan surfaktan (penurun tegangan permukaan). Enzim proteolitik dan surfaktan berfungsi menghancurkan sejumlah bibit penyakit yang terlanjur masuk ke saluran pernafasan burung.
Bagian trakea, bronkus, dan bronkiolus juga menghasilkan antibodi yang disebut imunoglobulin (Ig) A. Fungsi antibodi Ig A adalah mencegah bibit penyakit agar tidak menempel di permukaan trakea, bronkus, dan bronkiolus, sekaligus menetralisasinya.
Selain Ig A, pada ketiga organ pernafasan ini juga terdapat dua antibodi lainnya, yaitu:
- Ig E, yang berfungsi menyingkirkan protein asing atau larva cacing yang masuk ke permukaan tubuh.
- Ig G, yang berfungsi melindungi permukaan tubuh terhadap reaksi peradangan.
Jadi sistem pertahanan tubuh pada burung sebenarnya berlapis-lapis. Jika burung sampai mengalami gangguan pernafasan, hal itu akibat kondisi fisiknya tidak fit, dan / atau intensitas bibit penyakit yang masuk sangat besar (biasanya karena wabah), sehingga sistem pertahanan gagal membendungnya. Sekali lagi, kondisi fit pada burung harus selalu dijaga, melalui pemberian multivitamin secara rutin. Jika Anda terbiasa menggunakan BirdVit, dianjurkan penggunaannya tiga kali dalam seminggu.
2. Paru-paru
Dari bronkus dan bronkiolus, udara akan masuk ke paru-paru, yang tersusun atas jaringan kenyal dan banyak pembuluh darah. Hal ini untuk memudahkan terjadinya proses pertukaran udara.
Pada paru-paru burung juga terdapat banyak percabangan bronkus yang disebut parabronkus seperti dijelaskan sebelumnya. Di beberapa area, ujung-ujung dari parabronkus akan bersatu dan terhubung langsung dengan kantung udara.
Selain parabronkus, paru-paru juga memiliki saluran yang menjadi jalan keluar dan masuk udara, seperti mesobronkus, ventrobronkus, dan dorsobronkus. Bagaimana sistem kerjanya, silakan lihat animasinya di bagian bawah halaman ini.
3. Kantung udara
Udara dari paru-paru akan masuk ke kantung udara (air sacs), yang berperan sangar penting dalam pernafasan burung, baik saat menghirup udara (inspirasi) maupun mengeluarkan udara (ekspirasi).
Kondisi kantung udara ini biasanya digunakan para ahli kesehatan unggas sebagai pertanda / indikasi ada dan tidaknya gangguan pernafasan pada burung. Jika burung mengalami gangguan pernafasan, maka akan terjadi perubahan pada kantung udaranya, seperti warnanya berubah keruh, atau terjadi peradangan.
Burung memiliki kantung udara cukup banyak, sebagian berada di depan dan sebagian lagi berada di belakang. Kantung udara yang berada di depan adalah cervical air sacs (kantung udara servik), intraclavicular air sacs (kantung udara antar-klavicular), dan cranial thoracic air sacs (kantung udara di depan rongga dada).
Sedangkan kantung udara yang berada di belakang adalah caudal thoracic air sacs (kantung udara di belakang rongga dada) dan abdominal air sacs (kantung udara bagian perut). Masing-masing kantung udara ini berpasangan, yang terletak di sebalah kiri dan kanan dari tubuh burung.
MEKANISME KERJA SISTEM PERNAFASAN BURUNG
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ketika burung mengambil udara (inhalasi), udara akan masuk ke lubang hidung, rongga hidung, larynx, trakea, kemudian menuju ke paru-paru melalui bronkus. Pada gambar di atas terdapat istilah mesobronkus, dorsobronkus, parabronkus, dan ventrobronkus. Semua ini merupakan percabangan bronkus yang berada di dalam paru-paru.
Mekanisme kerja saat menghirup udara
Saat menghirup udara, aliran udara dari bronkus langsung menuju ke mesobronkus. Dari mesobronkus, sebagian langsung masuk ke kantung udara belakang. Udara di dalam kantung udara belakang ini kaya akan oksigen.
Nah, sebagian udara dari mesibronkus akan menuju ke kantung udara depan. Tetapi udara akan melalui beberapa saluran, mulai dari dorsobronkus, parabronkus, ventrobronkus, sampai akhirnya ke kantung udara depan.
Ketika udara berada di parabronkus, terjadi pertukaran gas dari oksigen (O2) ke karbondioksida (CO2), tetapi belum sempurna. Alhasil, udara dari parabronkus yang kemudian menuju ke ventrobronkus dan masuk ke kantung udara depan sangat miskin oksigen.
Selama proses pengambilan udara, semua kantung udara akan mengembang / membesar secara bersamaan. Kantung udara ini akan mengempis ketika burung mengeluarkan udara (ekshalasi).
Untuk memudahkan pemahaman Anda, berikut ini animasi mekanisme kerja sistem pernagasan burung saat ia menghirup udara.
Mekanisme kerja saat mengeluarkan udara
Ketika burung mengeluarkan udara, maka semua kantung udara akan mengempis pelan-pelan dan secara bersamaan.
Proses pengeluaran udara (ekshalasi), udara dari kantung udara depan yang miskin oksigen langsung menuju ke ventrobronkus, kemudian ke bronkus, trakea, dan akhirnya keluar melalui lubang hidung atau paruh.
Masih ada satu lagi udara yang perlu dikeluarkan, yaitu dari kantung udara belakang. Dari sana, udara tidak lagi melalui mesobronkus sebagaimana aliran udara saat masuk. Tetapi dari kantung udara belakang, udara akan masuk ke dorsobronkus, lalu ke parabronkus.
Di dalam parabronkus, udara dari kantung udara belakang yang semula kaya oksigen akan mengalami pertukaran gas menjadi CO2, kemudian dibuang melalui ventrobronkus, bronkus, trakea, sampai akhirnya keluar melalui lubang hidung atau paruh.
Saat mengeluarkan udara, semua kantung udara akan mengempis pelan-pelan dan secara bersamaan. Animasi di bawah ini bisa meningkatkan pemahaman kita mengenai bagaimana burung melepaskan udara.
—