Lovebird selain memiliki warna bulu yang cantik alami, juga bisa menjadi penyanyi yang menghibur Anda dan keluarga di rumah. Tidak heran jika popularitas lovebird sepanjang tahun lalu meroket, mengimbangi murai batu, dan tahun ini diprediksi bakal menjadi masa kejayaan lovebird. Luasnya peluang mutasi warna membuat para penangkar seperti berlomba mencetak strain / varian lovebird terbaru, bahkan sudah ada yang mengkombinasikan kualitas warna dan kualitas suara, misalnya ngekek panjang. Berminat menjadi penangkar lovebird? Berikut ini tujuh bekal yang mesti digembol agar bisa menjadi penangkar sukses.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Memang tidak mudah untuk menjadi penangkar lovebird yang sukses. Sebab ketujuh bekal ini mesti Anda miliki sekaligus, sehingga tidak lagi mengandalkan trial and error, yang salah-salah malah bisa menguras isi dompet Anda. Ketujuh bekal tersebut meliputi ::
- Pemahaman ilmu genetika
- Seleksi induk jantan dan betina
- Manajemen perkandangan
- Manajemen reproduksi
- Manajemen pakan
- Manajemen kesehatan
- Problem penangkaran lovebird
1. Pemahaman ilmu genetika
Beternak burung eksotik seperti lovebird jelas berbeda dari burung berkicau pada umumnya. Sebab daya tarik burung ini bukan sekadar suaranya, melainkan juga bulunya yang warna-warni. Sebagaimana gelatik jawa dan gould amadine, ada ruang terbuka lebar untuk Anda melakukan berbagai kemungkinan mutasi warna pada burung lovebird.
Mutasi warna hanya bisa Anda lakukan secara sadar, melalui perencanaan awal, bukan sekadar mengikuti apa yang sudah dilakukan penangkar lain. Karena itu, setiap penangkar lovebird idealnya menguasai ilmu genetika burung. Kalau pun tidak menguasai, setidaknya memahami ilmu pewarisan gen tersebut.
Banyak faktor yang menentukan dalam menghasilkan lovebird dengan mutasi warna tertentu. Ada yang disebut dark factor (faktor gelap), dillute (melunturkan warna pasangannya), single factor (faktor tunggal), dual factor (faktor ganda), mutasi resesif, mutasi dominan, mutasi rangkai kelamin, split, dan sebagainya.
Untungnya kita hidup di rezim internet. Informasi begitu mudah diperoleh, meski kita mesti memilah mana informasi yang benar dan asal-asalan. Untuk belajar ilmu genetika, khususnya mutasi warna pada lovebird, silakan mampir ke africanlovebirdsociety.com/genetics/index.html, atau bisa juga dari sumber lain yang bisa dipercaya.
2. Seleksi induk jantan dan betina
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Saya menganggap Anda sudah tahu cara membedakan lovebird jantan dan betina. Bagi yang belum tahu, silakan buka kembali dua artikel penting berikut ini:
Sekarang kita fokus ke seleksi induk secara umum, dengan menitikberatkan pada kondisi fisik, dan untuk sementara kita kesampingkan dulu aspek warna :
- Burung harus dalam keadaan sehat, dan tidak memiliki cacat di bagian tubuhnya. Burung sehat ditandai dengan gerakan yang lincah, tidak nyekukruk, dan nafsu makannya bagus. Bola matanya besar, bersih, dan bersinar.
- Kepala besar, yang menandakan burung tersebut mempunyai mental tempur yang baik.
- Pangkal paruhnya lebar, tebal, besar, panjang, dan terlihat kokoh.
- Postur badan sedang, dengan panjang leher, badan, ekor, dan kaki yang serasi. Jangan memilih burung yang berleher dan berbadan pendek.
- Bagian dadanya lebar, sayap mengepit rapat, dan kaki mencengkram kuat.
- Pilihlah lovebird dengan kaki besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Leher panjang padat berisi, yang menandakan power suaranya maksimal.
Umur ideal indukan
Dalam seleksi indukan, perlu juga kita mengetahi umur burung. Umur ideal lovebird yang siap ditangkarkan adalah 7-8 bulan, meski burung betina sudah bisa bertelur pada umur 5-6 bulan. Induk terlalu muda biasanya belum berpengalaman, bahkan organ reproduksinya belum sempurna, sehingga banyak kasus telur tak mau keluar, infertil, telur yang ditinggalkan induknya, daya tetas rendah, piyik mati di dalam telur, atau mati begitu menetas.
Secara teoritis, lovebird masih bisa bertelur hingga umur 5 tahun atau lebih. Tapi karena bisnis Anda adalah berjualan anakan lovebird, baik masih muda maupun dewasa, maka kualitas anakan mesti dijaga sungguh-sungguh dalam rangka membangun kepercayaan pelanggan. Karena itulah, umur reproduksi burung perlu dibatasi hingga 3-4 tahun saja, sehingga anak yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya.
Indukan standar atau hasil mutasi?
Untuk memilih dan membeli induk lovebird dengan warna tertentu, semuanya tergantung dari keinginan dan kemampuan finansial masing-masing. Apalagi sekarang ini sudah banyak lovebird yang mengalami mutasi warna yang menarik, mulai dari yang polos seperti albino, lutino, hingga yang berwarna-warni dengan harga yang jauh lebih mahal daripada lovebird standar, misalnya peachface lovebird yang dominan hijau.
Di sini Anda bisa memutuskan sejak awal, apakah membeli beberapa calon induk yang standar sehingga bisa dikawinsilangkan untuk menghasilkan mutasi warna tertentu. Pilihan ini bisa menghemat biaya, namun dengan persyaratan berat: menguasai atau memahami ilmu genetika.
Sebaliknya, jika memilih membeli lovebird yang sudah mengalami mutasi warna, tetapi tanpa dibekali ilmu genetika yang memadai, banyak keturunan / filial pertama (F1) yang lahir dengan warna yang tidak diduga-duga. Ini karena kita sekadar trial and error, tidak membuat perencanaan mau mencetak warna apa. Tidak semua hasil trial and error jelek, bahkan terkadang bisa sangat menari, tetapi kalau perbandingan antara yang bagus dan jelek sekitar 10 : 90, misalnya, Anda pasti akan mengalami kerugian.
Anakan yang jelek tidak bisa dijual, sedangkan anakan yang bagus harus dijual mahal untuk menutupi kerugian akibat F1 yang jelek tersebut. Padahal, Anda mesti bersaing soal harga dengan para penangkar lainnya. Jadi, jangan segan-segan untuk belajar ilmu genetika, meski hanya dalam tataran praktis dan mencakup lovebird saja.
Fokus ke warna, suara, atau keduanya?
Pilihan ini juga tergantung kepada tujuan usaha penangkaran Anda. Apakah sekadar ingin menjual burung muda dengan kualitas standar, atau ingin menjual burung muda / dewasa yang potensi suaranya berkualitas jawara. Apakah Anda ingin menjadi penangkar biasa, atau dikenal sebagai pencetak lovebird jawara.
Ya, semua ini tergantung dari orientasi usaha masing-masing. Untuk langkah awal, penangkar pemula lebih disarankan menekuni orientasi pertama dulu: menjual burung muda dengan kualitas standar. Kelak, apabila sudah mahir, baru memasuki orientasi kedua, sebagai pencetak lovebird jawara, sebagaimana dialami Om Dwi Wahyudi (DT Bird Farm Jogja), yang sejumlah produk tangkarannya moncer di berbagai lomba.
Saat ini banyak penangkar yang mencari indukan jawara, misalnya indukan yang mempunyai suara ngekek panjang, dengan harapan bisa menurun pada keturunannya.Sebenarnya suara ngekek panjang bisa dilatih, sehingga bukan merupakan sifat yang diwariskan kepada keturunannya. Namun khusus volume (keras dan lirih), sebagian besar merupakan sifat atau karakter dasar lovebird yang diperoleh dari salah satu atau kedua induknya.
Berbeda dari sebagian besar burung berkicau, lovebird betina pun bisa memiliki kicauan bagus dan sering dilombakan, bahkan banyak juga yang menang. Dengan demikian, pola pewarisan gen pada unggas yang umumnya bersifat criss-cross inheritance (F1 betina lebih banyak mewarisi sifat bapaknya, dan F1 jantan lebih banyak mewarisi sifat ibunya) boleh diabaikan. Artinya, baik betina maupun jantan yang punya darah jawara bisa menghasilkan anakan berkualitas pula, tidak peduli apakah anakan itu jantan atau betina.
3. Manajemen perkandangan
Ketika Anda memutuskan ingin menjadi penangkar lovebird, maka saat itu juga harus ditanamkan pada diri sendiri bahwa Anda menjadi tulang-punggung semua kebutuhan lovebird, mulai dari penyediaan kandang yang nyaman, pakan berkualitas, hingga pencegahan dan pengobatan penyakit. Dan, semua kegiatan mesti dilakukan di dalam kandang, termasuk istirahat, tidur, makan, dan aktivitas lainnya.
Kesadaran seperti itu akan membuat Anda untuk selalu memperhatikan manajemen perkandangan dengan sebaik-baiknya, dimulai dari penentuan lokasi kandang, desain / konstruksi kandang, penyediaan kandang karantina bagi burung yang sakit, dan sebagainya.
Beberapa persyaratan yang mesti diperhatikan dalam penentuan lokasi kandang penangkaran antara lain :
- Usahakan lokasinya nyaman dan tenang, dalam arti tidak terlalu bising oleh suara kendaraan bermotor, mesin bengkel, pabrik, dan polusi suara lainnya.
- Lokasi bersih dari polusi udara berlebihan. Misal, jangan dekat pabrik batu bata yang proses produksinya selalu disertai pembakaran batu bata, usaha pengasapan ikan, dan sebagainya.
- Aman dari gangguan keamanan.
- Mohon izin kepada tetangga sebelah atau depan (kalau perlu minta persetujuan tertulis, semacam izin HO), agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Lingkungan kandang merupakan faktor yang sama pentingnya dengan faktor genetik (keturunan). Sebagus apapun kualitas induk lovebird, yentu tidak bisa menjalankan tugas reproduksinya secara maksimal, ketika setiap hari mendengar suara bising, kandangnya dilewati asap, dan sebagainya. Lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat burung sulit berjodoh, tak mau kawin (sehingga telurnya gabuk / infertil), burung menjadi agresif, dan sebagainya.
Dalam penangkaran lovebird, banyak tersedia model kandang seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Apapun modelnya, yang penting sesuai dengan karakter dan sifat burung lovebird yang senang menggigit dan memanjat. Jadi, penggunaan kandang yang terbuat dari jeruji bambu sangat tidak direkomendasikan, karena bisa melukai burung saat memanjat dan rentan lepas karena bambu bisa dirusaknya. Penggunaan kandang berjeruji kawat atau besi bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi burung.
Adapun ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah burung yang ditangkarkan. Jika ingin menangkarkan burung dalam jumlah besar, bisa menggunakan kandang koloni dengan ukuran lebih luas. Kalau sepasang, sebaiknya menggunakan kandang soliter atau kandang ternak yang biasa.
4. Manajemen reproduksi
Manajemen reproduksi sebenarnya meliputi berbagai aspek, mulai dari proses penjodohan, penyediaan kotak sarang, kontrol perkawinan dan pengeraman, serta pemeliharaan piyik hingga disapih. Di sini hanya akan dijelaskan dua aspek saja, yaitu proses penjodohan dan penyediaan kotak sarang. Sedangkan aspek lainnya lebih bersifat pengontrolan.
Proses penjodohan
Burung yang disiapkan untuk perjodohan ini bisa menggunakan burung yang berusia di atas 7-8 bulan, agar proses bisa berjalan sempurna dan cepat, karena kedua burung sudah dalam kondisi birahi. Apabila Anda membeli sepasang lovebird yang sudah berjodoh, tentu tak diperlukan penjodohan lagi, langsung dipindah ke kandang penangkaran.
Selama berada dalam kandang penjodohan dan penangkaran, induk betina dan induk jantan diberi pakan seperti biasa (lihat Manajemen Pakan), dan ditambah suplemen khusus BirdMature untuk meningkatkan persentase telur fertil, meningkatkan daya tetas, dan menguatkan piyik usai menetas.
Silakan diamati perilaku induk jantan dan induk betina di kandang penjodohan, sampai terlihat beberapa tanda berikut ini:
- Kedua burung bertengger berdampingan sepanjang hari.
- Kedua burung saling menyuapi atau meloloh. Biasanya burung jantan akan memuntahkan makanan, lalu diberikan kepada pasangannya.
- Burung jantan selalu berusaha di belakang betinanya. Ini menandakan ia sudah kebelet kawin.
- Burung betina mulai membuka sayapnya, kemudian burung jantan naik ke punggung betina, dan terjadilah perkawinan.
Jika Anda melihat salah satu atau beberapa tanda-tanda di atas, khususnya dua tanda terakhir, maka inilah saatnya memindahkan mereka ke dalam kandang penangkaran. Apabila penjodohan dilakukan langsung di kandang penangkaran, ya tidak perlu lagi memindahkan mereka.
Note: apabila menjumpai burung yang sulit berjodoh, silakan diterapi menggunakan EstroBird (untuk burung betina) dan TestoBird (untuk burung jantan).
Menyiapkan kotak sarang
Di dalam kandang penangkaran, Anda harus menyiapkan kotak sarang. Burung paruh bengkok umumnya bertelur dan mengerami telurnya dengan memanfaatkan lubang pepohonan sebagai sarangnya. Karena itu, kotak sarang diusahakan memiliki desain yang mirip dengan kondisi di alam bebas, yaitu ada lubang kecil sebagai jalan masuk-keluar lovebird ke atau dari sarangnya. Kotak sarang ini bisa dibuat dari bahan kayu berbentuk segi empat, dengan diameter lubang pintu sekitar 3 inci (7,5 cm).
Dalam sarang ini disediakan juga bahan-bahan untuk membuat sarangnya, misalnya serbuk bekas gergaji, kulit jagung, dan potongan kertas koran. Penempatannya bisa disesuaikan dengan kondisi kandang yang digunakan.
Untuk mengetahui kesiapan induk betina menjelang bertelur, Anda bisa menyebarkan beberapa bahan sarang dan potongan kertas ke lantai kandang. Coba perhatikan apakah burung mulai mengumpulkan atau menggigit kertas, dikempit di bawah sayapnya, dan dibawa-bawa. Jika benar demikian, itu artinya burung betina sudah siap membuat sarang.
Setelah semuanya disiapkan dengan matang, dan burung betina sudah mulai memunguti potongan kertas dan diselipkan di balik sayapnya, maka ia akan mulai memasuki kotak sarang untuk membenahi tempatnya bertelur.
Secara umum, induk betina lovebird akan bertelur sebanyak 5-12 butir telur, kemudian mengerami telurnya selama 23 hari. Jika piyik sudah menetas, Anda bisa memutuskan apakah menyerahkan pengasuhan piyik kepada induknya sampai burung bisa terbang dan mencari makanan sendiri, atau langsung disapih sejak dini.
Jika disapih sejak dini, Anda bisa mengambil piyikan saat berumur 7 hari. Adapun metode pelolohan atau handfeeding untuk piyikan lovebird yang disapih bisa dipelajari dalam beberapa video di sini.
5. Manajemen pakan
Selama proses penangkaran, pasangan lovebird hendaknya diberikan makanan yang berprotein tinggi untuk menunjang proses reproduksinya. Pemberian pakan yang tepat juga berguna untuk menjaga kondisi kesehatan indukan selama mengerami telur hingga merawat anak-anaknya.
Pakan yang lazim diberikan dalam penangkaran lovebird antara lain kangkung, biji bunga matahari, jagung muda, biji-bijian, dan buah-buahan. Buah dan sayuran sangat diperlukan untuk menjamin kebugaran fisik kedua induk yang sedang menjalani proses perkembangbiakan.
Sesekali burung juga bisa disediakan menu spesial seperti eggfood yang kaya protein, serta jangan lupa BirdMature untuk meningkatkan persentase telur yang subur, meningkatkan jumlah telur yang menetas, dan mengurangi kemungkinan embrio mati di dalam telur, serta menguatkan kondisi piyik usai menetas hingga disapih.
6. Manajemen kesehatan
Tak seorang pun penangkar yang menghendaki burungnya sakit, baik burung induk, anakan, burung muda, maupun burung dewasa siap jual. Tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa burung selalu sehat? Bahkan kita pun tak pernah tahu kapan akan sakit, dan berapa lama waktu dibutuhkan untuk sembuh dari penyakit itu.
Karena itu, upaya ikhtiar tetap tidak boleh diabaikan. Sebagai penangkar, Anda dianjurkan untuk memiliki kandang karantina, baik membeli di toko burung atau membuat sendiri. Bagaimana cara membuat kandang karantina, silakan buka kembali artikelnya di sini.
Untuk penangkaran, seperti dijelaskan di atas, siapkan suplemen khusus untuk menunjang fungsi reproduksi burung seperti BirdMature, EstroBird, dan TestoBird. Sediakan dalam kotak P3K dan disimpan di dekat kandang penangkaran (misalnya di ruang tamu).
Untuk penanganan burung bermasalah, dalam hal ini stok burung yang belum terjual, namun tidak berkaitan dengan suara, siapkan beberapa obat / suplemen seperti BirdFresh, BirdMineral, dan BirdFine.
Jika Anda sering menjual lovebird yang sudah jadi (sudah dimaster), dan mengalami problem macet bunyi, mabung tidak tuntas, dan drop mental, siapkan dalam kotak P3K beberapa obat seperti BirdMolt-Pre, BirdMolt-Post, BirdShout, dan TestoBirdBooster:
Nah, khusus untuk burung yang sakit dan harus masuk kandang karantina, baik piyik, burung muda, burung dewasa, dan burung indukan, sediakan kotak P3K di dekat kandang karantina, terdiri atas beberapa obat vital berikut ini :
- BirdFirstAid: Pertolongan pertama burung sakit, pemulihan sakit, menjaga burung dari kemungkinan sakit atau stres selama pergantian musim dan perpindahan, dll.
- BirdCream: Untuk kaki berkerak, berjamur, bengkak, luka lama dan baru
- BirdBlown: Anti mata berair, diare dan gangguan pencernaan lain
- BirdSlim: Anti-gemuk, mengembalikan kondisi loyo pasca mabung, pasca sakit, drop pasca lomba, kurang ngotot berkicau.
- BirdTwitter: Serak, sesak nafas dan macet bunyi karena gangguan pernafasan.
- StopSnot: Mengatasi snot, mata berair, CRD, berak kapur.
- KitolotPlus: Mengatasi katarak akibat penyakit degeneratif dan penurunan daya tahan tubuh, peradangan mata karena snot, infeksi, mata bengkak dan mata berair.
- AscariStop: Obat cacing untuk berbagai jenis cacing penyebab burung macet bunyi, kurus, mudah terserang penyakit lain.
- FreshAves: Obat anti-kutu, tungau, semut, dan parasit yang berkembang di luar tubuh, yang membuat burung suka mematuk bulunya sendiri, dan bulu terlihat kusam.
- BirdVit: Multivitamin lengkap untuk mengatasi burung bakalan yang baru dibeli, burung pucat, nyekukruk, bulu mekar, tidak gacor, sakit-sakitan, kurang power, mental lemah, turun tangkringan ketika ditrek, bulu mudah rontok, dll.
7. Problem penangkaran lovebird
Kadang dalam penangkaran lovebird muncul beberapa masalah di luar dugaan kita, misalnya burung yang tidak mau bertelur, atau burung yang tidak mau meloloh anak-anaknya.
Burung yang tidak mau bertelur
Burung betina yang tidak mau bertelur bisa disebabkan beberapa kemungkinan, seperti kotak sarang atau glodok ditempatkan pada posisi yang tidak disukai burung, merasa kurang nyaman, atau banyak binatang pengganggu seperti cicak, tikus, kucing, atau karena tempatnya yang kotor.
Dari segi makanan, biasanya burung jarang diberikan sayuran seperti kangkung atau jagung muda sebagai makanan utama sehari-hari selama masa berkembang biak tersebut.
Kemungkinan lain adalah burung masih muda dan belum memiliki pengalaman sehingga ia belum dalam kondisi birahi yang cukup untuk masalah ini bisa segera diganti dengan burung betina yang sudah cukup umur.
Silakan diperiksa satu persatu penyebabnya, untuk kemudian dicarikan solusinya. Hanya Anda yang paling tahu soal penyebabnya, karena Anda yang berada di kandang penangkaran.
Indukan tidak mau meloloh anaknya
Indukan yang tidak mau meloloh anaknya biasanya karena birahinya kembali meningkat. Dalam kasus ini, biasanya induk betina akan segera bertelur lagi, sehingga anaknya tidak diloloh. Banyak kasus yang lebih heboh, di mana induk malah membuang anaknya dari sarangnya.
Jika hal itu terjadi, maka solusi terbaik adalah memisahkan anakan dari induknya, dan dilakukan pelolohan secara manual oleh Anda melalui handfeeding. Selain belajar handfeeding dari video yang telah dijelaskan di atas, Anda juga bisa melihat bagaimana cara penggunaan alat ini pada artikel di sini.
Pemberian makanan bisa dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Setelah berumur sekitar 4 minggu, anakan sudah bisa diberi makanan aslinya seperti biji-bijian, jagung muda, buah atau sayuran seperti kangkung.
Masih banyak sebenarnya problem yang sering dihadapi penangkar lovebird, dan sebagian sudah ditulis dalam artikel tersendiri, misalnya :
- Lovebird yang suka menyerang pasangannya
- Telur lovebird rawan tidak menetas saat musim hujan
- Egg binding: momok bagi penangkar
- Menangkar lovebird di kandang koloni
- Sangkar lovebird dan gangguan
- Beberapa gangguan dalam penangkaran lovebird (1)
- Beberapa gangguan dalam penangkaran lovebird (2)
- Telur lovebird kopyor (1)
- Telur lovebird kopyor (2)
- Agar lovebird tidak kagetan
- Lovebird yang tidur bareng
- Perawatan dasar dalam penangkaran lovebird
- Tren warna lovebird
- Lovebird pindah kandang
- Pengeraman telur lovebird
- Sesama lovebird jantan akur
- Beda lovebird anakan dan dewasa
- Glodok untuk lovebird
Selamat menangkar, semoga bermanfaat.
—