Melengkapi sejumlah artikel mengenai perdagangan burung anis merah, berikut ini diturunkan liputan Agrobis Burung tentang peta pasar burung anis merah di Bali saat ini dan sejumlah tips perawatan yang dilakukan sejumlah penghobi burung. Untuk referensi yang lain tentang anis merah, silakan buka halaman burung anis merah blog ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
AWAL MUSIM HARGA PIYIK MELAMBUNG
Anis merah bali banyak diserap Jawa
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Anis merah Bali menyimpan cerita. Setiap musim ada ribuan piyik boyong ke Jawa. Jago-jago berprestasi di Bali juga ditarik pemain berduit dari Pulau Jawa, Bahkan piyik betina tak luput disasar dengan harga puluhan juta.
Setiap awal musim penghujan di Bali disambut girang para petani dan pengepul anis merah di desa-desa. Di awal musim perdana tahun ini, harga piyik bisa melambung tinggi. Dari tangan petani, seekor piyik bulu jarum sudah dibandrol sekitar Rp 450 ribu per ekor.
Akan tetapi, situasi itu dianggap kurang menguntungkan buat para pengepul. Tingginya banderol piyik dianggap hanya menguntungkan para petani.
Para pengepul lebih memilih menunggu musim raya. Pasalnya harga piyik bisa lebih murah. Otomatis biaya operasional untuk mengirim piyikan ke pasar di Jawa, dapat ditekan seminim mungkin.
Biasanya para pengepul dan agen, belum berani mengambil piyik pada awal musim. Menurut mereka, risiko yang harus dihadapi relatif besar. Di antaranya biaya operasional yang dibutuhkan lebih besar. Belum lagi mereka harus memberikan garansi pada pembeli mengenai kualitasnya. Di awal musim seperti ini, sebagian pengepul atau agen,tidak berani memberikan garansi tentang kualitas pada pembeli.
Menurut Gde Suarya, sedikitnya permintaan di awal musim disebabkan beberapa faktor. Antara lain, pada musim lalu banyak anis merah betina beredar di Malang dan kota sekitarnya. Hal itu berdampak, banyak pemula kecewa. Akumulasi kekecewaan ini berbuntut pada turunnya permintaaan. Akan tetapi, hal itu tidak mempengaruhi gempuran permintaan anis merah berkualitas dari Bali.
Pasar selama ini memang tak sabar menanti stok para pengepul atau petani pada musim panen lalu. Setiap musim, para anismania terkadang menyimpan anis merah prospek. Sehingga ketika dilempar ke pasar, anis merah ini sudah teler dan siap dikonsumsi pasar.
Strategi seperti ini relatif jitu memenuhi tingginya permintaan pasar. Apalagi, banyak merahmania menginginkan anis merah dari Bali yang sudah masuk kategori lomba agar mereka tak repot untuk mendidik atau menyeleksi. Di antara pengepul yang sudah menyiapkan burung seperti itu antara lain Suparlan Klukung, Taufik Kuta, Vicky Dalung, termasuk para pengepul di Pupuan.
Ada pula pengepul yang menyediakan piyikan pada usia tertantu. Tujuannya agar mereka lebih mudah untuk menggaransi jenis kelamin. Antara pejantan atau betina “Kalau saya lebih memilih yang sudah tumbuh ekor agar mudah memastikan jantan dan betina. Lain itu, saya fokus pada anakan anis merah yang lahir di daerah Sepang, Dadapputih, Petang dan Kintamani bagian atas. Soalnya sudah sering terbukti anis merah dari sana dewasanya bagus,” terang Oka Wirawan.
USIA DEWASA DIBURU PELOMBA
Siap lapangan dibanderol jutaan
Tidak saja beberapa pemain doyan membesarkan anakan anis, namun ada juga yang suka mengoleksi anis dewasa yang rata-rata bisa tampil di lapangan. Salah satu pemain Bali yang mengoleksi puluhan anis di antaranya Wayan Seminyak asal Seminyak Kuta yang kini punya 30 ekor anis kualitas istimewa.
Rata-rata punya tampilan semi doyong. Beberapa di antaranya sering diturunkan di lapangan dan sempat moncer di posisi pertama. “Setiap ada yang bagus kepingin saja membeli,” terang Wayan Seminyak.
Namun setian anis merah Bali, yang tampil menonjol di lapangan, biasanya tidak berlangsung lama sudah dipinang oleh pemain berduit di Jawa. Hanya Raja Petir dan Raja Langit yang bertahan lama. Raja Langit sudah berpuluh kali mendapat juara baik di Bali maupun di Jawa. Bahkan di Bali Raja Langit termasu ktidak punya lawan yang berarti sampai akhirnya Raja Langit mati.Raja Langit pernah ditawar Rp 150 juta bahkan lebih dari itu, namun tidak dilepas pemiliknya.
Sepeninggal Raja Langit, persaingan anis merah di Bali hampir merata. Seperti Panser yang ketika Oktober berprestasi – berhasil juara di kelas Bintang B milik Krisna – dan langsung dipinang Henry ABS Surabaya senilai Rp 50 juta. Harga tertinggi transaksi anis merah di tahun 2011 di Bali. Namun hampir setiap waktu transaksi anis merah terjadi di Bali. Tidak sedikit yang sengaja merahasiakan jumlah nominalnya. Lantaran malu disebut pedagang.
Di blok tengah, jumlah peminat anis merah masih besar, termasuk yang punya nyali untuk membeli jagoan baru anis merah. Nama-nama seperti Suprojo WS, Huntoro Santoso dari Pemalang, juga Paul Intan dari Klaten, bisa menjadi contoh.
Belum lama Huntoro Santoso disebutkan membeli Klimax dari Mr. Oyek. Diperkirakan di atas Rp 100 juta rupiah. Demikian juga Suprojo WS saat men-take over anis merah Wavin (sekarang bernama Samudra) dari Andi Wong Tegal, disebutkan mencapai Rp 150 juta rupiah.
Selain itu, nama-nama baru peminat anis merah pun terus bermunculan. Sebut saja Anthony Yellow River, Agus Supra, Benz Wira Purworejo, H. Mansyur Muntilan, Sigit WMP Klaten, Roedy Baron Indah Solo, Deni Purwokerto, Andi Saputra Sragen, Fifa Banjarnegara, dan lain-lainnya.
Sigit WMP, sebagai contohnya begitu getol mengikuti lomba dari hari minggu ke hari minggu berikutnya. Bahkan, seringkali dalam sehari bisa mengirimkan burung ke lebih dari satu lokasi lomba.
MAHAL HARGANYA UNIK MERAWATNYA
Butuh kelihaian perawat
Secara umum, orang menilai anis merah sebagai burung yang sangat sensitif. Sedikit saja ada perubahan, misalnya lingkungan, asupan pakan, cara merawat, bisa mengganggu karakter si burung.
Yang tadinya nampil bisa mogok bunyi, stress, takut didekati atau bahkan takut lihat musuh. Karena itu, ada tipikal pembeli yang tidak membawa pulang burung, tetapi tetap mempercayakan perawatan kepada pemilik lama. Yang penting, lapor mau lomba, bila peru dibiayai full, dan dapat laporan burung nampil dan juara.
Salah satu sisi keunikan pada anis merah adalah menjelang lomba di-chas sesama burung lomba, dengan cara didekatkan atau ditempelan sangkarnya satu sama laindiatas tanah.
Ketika nampil, jenis anis merah juga paling berbeda dari yang lain. Yaitu karena anis merah yang nampil dengan cara teler. Bunyi dengan speed rapat, sambil goyang kepala ke kanan-kiri, bahkan ada pula dengan gaya goyang.
Ada yang memiliki keunikan lain, sambil teler bisa berjalan atau melompat atau memindahkan kakinya, gaya lainnya, sambil membuka ekor atau ada pula yang ekor dibuka sambil dimiringkan.
Anis merah juga unik karena disebutkan ketika sedang teler takut atau akan berhenti bila sampai melihat orang yang sehari-hari merawatnya. Karena itu, ketika burung digantangkan, seringkali perawat atau pemiliknya mengendap-endap melihat sambil sembunyi dari kejauhan. Jadi memang terasa lucu dan aneh bagi yang belum mengetahuinya.
RISIKO DI USIA BAKALAN Permintaan bakalan baik ditingkat pengepul hingga agen-agen di tiap daerah pun terasa menurun. Beberapa tahun yang lalu, setiap kali datang bakalan anis merah dari Bali, orang seperti berebut untuk mendapatkannya. Ada yang untuk dijual lagi, ada yang untuk dipelihara sendiri.Bahkan satu orang bisa membeli lebih dari satu. Sacara matematis, memelihara anis merah trotol juga menguntungkan. Sebab setelah dipelihara 6 bulan dan seterusnya dan mulai belajar teler, harga pun bisa mencapai 5 juta perak. Dan seterusnya bila menunjukkan tanda-tanda bagus, harga bisa dikerek lebih tinggi lagi. Dengan jaminan jantan, burung yang kelak ternyata menjadi betina bisa dikembalikan untuk ditukar dengan piyik lagi. Menurut salah satu agen, risiko dikembalikannya burung karena betina, sesungguhnya tidak berpotensi rugi terlau besar. “Kita juga kembalikan lagi ke pengepul sana. Mereka, pengepul, pun saya kira tidak rugi, sebab meskipun mereka mengembalikan uang, atau mengganti piyik baru, paling tidak mereka mendapatkan pinjaman murah, tanpa bunga selama setahu lebih.” Namun risiko yang paling berpotensi menjadi kerugian adalah tingkat kematian yang cukup tingg. “Kalau angka kematian, wah ini paling jelas hitungan ruginya. Kematian kalau kita memelihara bakalan anis merah, antara 15-30 persen. Jadi ini harus benar-benar dihitung. Kalu bisa dipertahankan pada angka 15 persen, itu sudah bagus.” TERAPI MANDI ATASI STRES Anis merah dikenal sebagai burung sangat sensitif terhadap lingkungan baru.. Terlebih lagi perubahan suhu alam mencolok. Dapat membuat burung stres. Burung yang dibesarkan di desa bersuhu dingin jika dibawa kekota bersuhu panas dipastikan akan megalami shock. Begitu juga perubahan menu pakan atau suasana berbeda dari tempat pertama akan juga memicu guncangan mental. Kasus seperti ini juga bisa menimpa anis merah asal Bali. “Namun stres mental akibat perubahan suasana sesunggunya bisa dicegah,” terang Mr. Baim dari Jalak Bali Team. Antara anis bakalan dari desa dan anis yang sduah mengenyam lapangan diperlukan hampir sama jika berpindah lokasi agar tidak shock. Biasanya anis yang berpindah tangan meski dibiarkan menggunakan sangkar asli dan dibawa dalam kondisi dikerodong. Di rumah yang baru anis tersebut diusahakan digantung mirip dengan suasana di rumah pertamanya. Misalnya terbiasa di dalam kamar sendirian, atau di luar gabung dengan burung lain. Sehari burung dibiarkan dalam keadaan dikerodong. Jika terdengar mengeluarkan suara atau ngeplong-ngeplong bisa dibuka. Selanjutnya dimandikan untuk meredam stres di lokasi baru. Jika burung sudah tampak nyaman dan gacor, sangkar sudah bisa diganti. Perlu dipahami, burung dalam kondisi fit jika berpindah lokasi, di tempat yang baru ia akan tampil dahsyat. Itu akan berlangsung beberapa saat saja dan kemudian akan kembali normal seperti sediakala mengikuti karakternya. Pengalaman merawat Raja Langit yang juga sering diinapkan di beberapa lokasi di Jawa dan tetap biasa tampil di lapangan membuktikan bahwa memahami karakter anis merah sehingga kontinuitas kenyamanan dan kondisi tubuhnya tetap terjaga menjadi kunci mempertahankan performa anis merah. Hal yang sama juga dilontarkan Santo Utoyo, pemain anis merah yang sudah banyak mengorbitkan jawara-jawara nasional seperti Raja Petir. Anis merah bakalan jika berpindah lokasi mesti diperlakukan hati-hati agar terhingar dari stres. Sejak akan dibawa dari desa yang dingin sebaiknya dimandikan sebelum dibawa dengan membiarkan sangkar aslinya plus dikerodong. Di dalam perjalanan diusahakan jangan sampai tergoyang-goyang. Sampai di rumah langsung dimandikan. Jika tidak bisa mandi bak bisa dengan jalan disemprot. “Yang terpenting jangan sampai berangkat malam,” ungkap Santo Utoyo. Bagi burung yang sudah malang-melintang di arena kontes, berindah tangan tentu sudah menjadi hal biasa. Burung tersebut biasanya sudah terbiasa di atas kendaraan, mandi, dikerodong atau ditempel dengan burung-burung lain sehingga secara mental sudah tidak diragukan lagi. Cuma, kata Santo Utoyo, tetap saja anis tersebut kemungkinan akan stres jika tidak dipahami perawatan dan kebiasaan burung di lokasi pertama. Suasanan baru yang terlalu ekstrem dipastikan akan berpengaruh terhadap mental butung. Misalnya burung yang biasa digantang dekat lampu, disendirikan atau digantang di kamar mandi akan stress jika digantang berlawanan dengan suasana sebelumnya. Begitu juga soal pakan dan waktu mandi-jemur mesti sudah sesuai takaran dan waktu yang tepat. ”Kalau burung juara biasanya jarang stres jika berpindah tangan,” ungkap Santo Utoyo dan jika stres mesti diragukan ketangguhan mentalnya. Secara umum, tambah Santo, jika anis merah berpindah tangan biasanya akan bisa tampil maksimal jika setelah mengalami ngurak pertama di lokasi baru. Di saat ngurak itulah, anis tersebut back to basic. Si perawat akan mensetup ulang burung tersebut. Bukan bertambah buruk, tetapi kalau lebih jeli menemukan karakternya justru penampilannya malah bisa lebih dahsyat dari sebelumnya. | Artikel terkait anis merah:
|